Karena tiba-tiba mereka diburu oleh tim Operasi Pemberantasan Kejahatan (OPK), yang kemudian dikenal sebagai Petrus (Penembak misterius). Ketika melakukan aksinya, tak jarang suara letusan senjata para penembak terdengat oleh masyarakat sehingga suasana jadi makin mencekam.
Mayat-mayat para korban penembakan atau pembunuhan misterius itu pada umumnya mengalami luka tembak di bagian kepala, dan leher, lalu kemudian dibuang di lokasi yang mudah ditemukan oleh penduduk sekitar. Ketika ditemukan, mayat biasanya langsung dikerumuni warga dan menjadi tontonan masyarakat, esok harinya, lalu menjadi headline di media massa yang terbit di Yogyakarta.
Aksi OPK melalui modus Petrus tersebut dengan cepat menimbulkan ketegangan dan teror bagi para pelaku kejahatan, karena korbankorban OPK di kota-kota lainnya pun mulai berjatuhan.
Selama sebulan OPK di Yogyakarta, paling tidak enam tokoh penjahat tewas terbunuh. Para korban tewas yang ditemukan rata-rata mengalami luka tembak parah di kepala dan lehernya. Dua diantara korban OPK yang berhasil diidentifikasi adalah mayat Budi alias Tentrem (29) dan Samudi Blekok alias Black Sam (28).
Mayat Budi yang dulu ditakuti dan dikenal lewat geng mawar Ireng-nya, menjadi korban tak berdaya yang terkapar di parit di tepi jalan daerah Bantul, Selatan Yogyakarta. Peristiwa itu terjadi di awal tahun 1985.
Sedangkan mayat Samudi alias Black Sam, ditemukan tergeletak di semak belukar di kawasan Kotagede yang tidak jauh dari pusat kota Yogyakarta. Dari cara membuang mayatnya, jelas ada semacam pesan yang ingin disampaikan kepada para bromocorah di Yogyakarta, yaitu agar segera menyerahkan diri, atau menemui ajal seperti rekan-rekan mereka yang telah tewas.
Selama OPK berlangsung, paling tidak ada 60 bromocorah Yogyakarta yang menjadi korban Petrus. Sebagian besar tewas ditembak dan beberapa yang lainnya tewas terbunuh akibat senjata tajam.
Sejumlah korban bahkan diumumkan oleh aparat keamanan, bahwa penyebab tewasnya mereka adalah akibat pengeroyokan massa. Salah satu korban yang diklaim aparat keamanan sebagai korban yang tewas akibat pengeroyokan massa adalah bromocorah bernama Ismoyo.
Editor : Stefanus Dile Payong