get app
inews
Aa Text
Read Next : Geger! Temuan Bom Aktif di Belu NTT, Warga Sempat Mengira Botol Minuman

Isak Tangis Orangtua dan Keluarga Sambut Kedatangan Lusia Yang Hilang 11 Tahun

Kamis, 28 April 2022 | 22:10 WIB
header img
Suasana haru ibunda Lusia djesus martins saat merangkul anak nya yang hilang sebeals tahun.

ATAMBUA, iNews.id - Suasana haru dan isak tangis  menyelimuti kedua orangtua dan segenap anggota keluarga Lusia Dejesus Martins
yang dinyatakan hilang sejak tahun 2010 saat dirinya bersama dengan beberapa temannya di rekrut menjadi tenaga kerja ilegal di ibu Kota
Jakarta. Isak tangis keluarga besar dan kerabat tak kuasa terbendung saat Lusia bersama dengan rombongan tiba di rmah duka dan di
sambut dengan upacara adat Timor.

Beginilah suasana bahagia bercampur sedih ketika Lusia yang sebelum ya di nyatakan hilang akhirnya tiba kembali di rumah kedua
orantua nya di kelurahan Manumutin, Kecamatan Kota Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Lusia yang sebelumnya  
pamitan ke orangtua untuk mengadu nasip di ibukota Jakarta sejak tahun 2010 lalu, hilang kontak dengan orangtua dan juga semua
anggota keluarga dan dinaytakan hilang akhirnya dapat di temukan dan di bawa pulang oleh tim Lembaga Komando Pemberantasan
korupsi di Kota Tanjung Pinang Kepulauan Riau.

Menurut Lusia Dejesus Martins, sejak 2010 dirinya direkrut oleh para calo pencari kerja dan akan di pekerjakan di Jakarta, meskipun saat
ini diirnya masih berusia 17 Tahun dan karena tuntutan ekonomi keluarga dirinya memutuskan unutk merantau ke Jakarta bersma dengan
ketiga temannya dan ketika sampe di Jakarta kami di pisahkan dan tidak peranh bertemu dan berkomuniaksi hingga saat ini.

" Awalnya kami direkrut dengan perjanjian akan di kerjakan di Jakarta sebagai pembantu rumah tangga, dan karena tuntutan ekonomi
keluarga,  saya bersama dengan ketiga teman saya memutuskan  berangkat ke jakarta dan sampe di Jakarta kami di dipisahkan dan tidak
pernah bertemu hingga sekarang," ungkap Lusia.

Lusia juga menambahkan saat di kepulauan Riau dirinya mendapat banyak tekanan oleh pihak majikan dengan tidak boleh berkomunikasi
dengan siapapunk, selain itu gaji punk tidak diberikan. dan saat itu dirinya mengakui sangat tertekan dikarenakan tidak bisa menghubungi
keluarga.

" Majikan saya memang baik mereka tidak pernah berbuat kasar dengan saya namun saya merasa sangat tertekan karena tidak bisa
menghubungi orantua dan anggota keluarga , namun demikian saya hanya bisa berdoa bahwa suatu saat nanti saya pasti bisa kembali bertemu keluarga dan puji Tuhan saya di perbolehkan kembali dengan aman dan sehat," katanya.

Dirinya mengakui selama 11 tahun bekerja dirinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan tidk pernah diberikan gaji, namun berkat bantuan aprat kepolisian dan Lembaga Komando Pemberantasan Korupsi saya bisa mendapatkan semua hak saya selama 11 tahun ini.

" Selama 11 Tahun saya bekerja sebagai pembantu rumah tangga dengan atwaran gaji sebesar 2juta  perbulan  namun saya tidak pernah 
diberi gaji, namun saya bersyukur berkat bantuan aparat Kepolisian dan Lembaga Komando pemberantasan korupsi saya akhinya bisa di
pulangkan dan mendapatkan hak saya selama sebelas tahun ini," ujarnya.

 

Dengan kejadian ini dirinya berjanji tidak akan lagi melakukan kesalahan yang sama lagi dan dirinya tidak lagi untu merantau keluar daerah namun memilih untuk mencari pekerjaan di wilayah kabupaten Belu.

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut