get app
inews
Aa Text
Read Next : Luarbiasa, Pertama dalam Sejarah Indonesia Ayah dan Anak Pernah Jabat Danpaspampres

Ada Pohon Angker hingga Misteri Keris Pakubuwono : Cerita Mistis di Markas Grup 2 Kopassus

Minggu, 09 Oktober 2022 | 15:00 WIB
header img
Markas Grup 2 Kopassus di Kartasura, Jawa Tengah, menyimpan banyak sejarah. Lokasi ini dahulu merupakan lahan yang diberikan Sunan Amangkurat III. Foto/Ist

Dalam nostalgia itu Saleh juga menceritakan, ketika awal dinas di Kandang Menjangan sebagai Kasie Pers, di laci meja kerjanya ternyata ada sebilah keris. Konon keris itu milik Pakubuwono X. Namun seiring perjalanan waktu, keris itu entah di Mana sekarang.

Bekas Markas Untung Surapati

Markas Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan berada di atas lahan seluas 250 hektare yang dulunya merupakan lahan yang diberikan Sunan Amangkurat III (1703-1705) dari Kerajaan Mataram berpusat di Keraton Kartasura, kepada Bupati Pasuruan Untung Surapati. Wilayah yang diberikan kepada Untung Surapati ini berada di barat Keraton Kartasura yang dikenal dengan nama Kampung Babirong.

Kampung ini menjadi tempat bersembunyi dan berlatih perang bagi pengikut Untung Surapati yang berhasil meng-ambush pasukan VOC bersenjata lengkap di bawah Kapitan Francois Tack dan ratusan prajuritnya pada Februari 1686. Ketika kekuasaan beralih kepada Pakubuwono I dan ibu kota Keraton Kasunanan berpindah lagi ke Surakarta, wilayah ini dijadikan pesanggrahan keraton lengkap dengan segara dan juga tempat untuk menjerat hewan sehingga kemudian dienal dengan sebutan "grogolan".

Grogol adalah perangkap hewan. Menurut sejarawan yang juga akademisi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Heri Priyatmoko, Sunan Amangkurat II hingga Sunan Pakubuwono II telah menggunakan Kawasan Kandang Menjangan sebagai tempat rusa berbiak untuk diburu para bangsawan dalam kesempatan khusus. "Untuk mencegah rusa melarikan diri dari Kandang Menjangan, sekeliling kawasan tersebut dipagari balok kayu jati.

Ribuan rusa berkembang biak dan pada waktu tertentu diadakan acara perburuan," kata Heri dalam buku Kopassus untuk Indonesia karya Iwan Santosa dan EA Natanegara. Lokasi ini sempat terlantar Ketika ibu kota Matarm pindah ke Desa Sala (kini Kota Surakarta) pada 1744 menyusul hancurnya Keraton Surakarta sebagai dampak Perang Geger Pacinan melawan VOC pada 1740-1743. Pada masa kekuasaan Sunan Pakubuwono IV (1788-1820), tepatnya pada 1811 diadakan pembenahan bekas lahan Keraton Kartasura.

Hewan-hewan peliharaan dipindahkan Kembali ke bekas lahan Keraton Kartasura termasuk termasuk kawanan rusa sehingga Kandang Menjangan hidup kembali. Saat ini, sebagian bangunan pesanggrahan itu masih berdiri utuh dan berada di bagian belakang Markas Grup 2 Kopassus. Bangunan dipelihara dan masih terlihat baik, walaupun dibiarkan kosong.

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Minggu, 09 Oktober 2022 - 12:10 WIB oleh SINDOnews dengan judul ""Cerita Mistis Markas Grup 2 Kopassus: dari Pohon Angker hingga Misteri Keris Pakubuwono

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut