get app
inews
Aa Text
Read Next : Selain Sekolah Jam 5 Pagi, Ternyata Ini Alasan Gubernur NTT Wajibkan Masyarakat Jalan Kaki

Ancaman Resesi 2023? Ini Penyebab serta Dampaknya bagi Indonesia

Jum'at, 07 Oktober 2022 | 07:01 WIB
header img
Apa itu Resesi 2023 (Foto: SIndonews)

JAKARTA, iNewsBelu.id - Tengah ramai diperbincangkan, apa itu resesi 2023?  Sebelumnya, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani mengungkapkan ekonomi dunia dipastikan mengalami resesi pada 2023.  Menurutnya, resesi ini dipicu oleh banyak bank sentral negara-negara dunia secara bersamaan menaikkan suku bunga secara ekstrem untuk mengatasi inflasi.  

“Hal ini kemudian memicu inflasi, yang kemudian membuat dunia pasti mengalami resesi di 2023," ungkap Sri Mulyani beberapa waktu lalu seperti dilansir MNC Portal Indonesia.  Menurut Bank Dunia, resesi global akan muncul akibat meningkatnya inflasi serta semakin ketatnya kondisi keuangan. 

Lantas, apa itu resesi? 

Apa yang menyebabkannya serta bagaimana dampaknya bagi Indonesia? Simak ulasan iNews.id berikut ini. 

Apa itu Resesi 2023?  

Mengutip laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara sederhana resesi adalah kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk dimana hal ini terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, meningkatnya pengangguran, maupun pertumbuhan ekonomi riil negatif selama dua kuartal berturut-turut.  

Sedangkan Forbes menjelaskan bahwa resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan.  Pada tahun 1974, ekonom Julius Shiskin mengemukakan beberapa aturan praktis untuk mendefinisikan resesi. Definisinya tentang resesi yang paling populer adalah penurunan PDB selama dua kuartal berturut-turut. Ekonomi yang sehat berkembang dari waktu ke waktu, sehingga dua kuartal berturut-turut dari output yang berkontraksi menunjukkan ada masalah mendasar yang serius, menurut Shiskin.

Kemudian menurut National Bureau of Economic Research (NBER), resesi adalah penurunan secara signifikan aktivitas ekonomi yang terjadi dalam berbagai sektor perekonomian selama beberapa bulan secara berturut-turut. Biasanya terlihat pada Produk Domestik Bruto (PDB) riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran. 


Penyebab Resesi 

Terdapat beberapa hal yang akan menyebabkan resesi. Dikutip dari Forbes, inilah sejumlah faktor pendorong utama terjadinya resesi ekonomi:

1. Guncangan ekonomi yang mendadak 

Terjadinya guncangan ekonomi yang mendadak akan memicu resesi serta berbagai masalah ekonomi yang serius. Mulai dari tumpukan utang yang dimiliki individu maupun perusahaan.  Pandemi Covid-19 yang menyerang sebagian besar negara yang telah mematikan ekonomi di seluruh dunia, adalah contoh terbaru dari kejutan ekonomi yang tiba-tiba. 

2. Utang yang menumpuk 

Ketika individu atau perusahaan mengambil terlalu banyak utang, biaya pembayaran utang tersebut dapat meningkat ke titik di mana mereka tidak dapat membayarnya.  Tumbuh default utang dan kebangkrutan kemudian akan membalikkan perekonomian. 

3. Gelembung aset 

Penyebab resesi berikutnya adalah gelembung aset. Para investor yang panik biasanya akan segera menjual sahamnya sehingga memicu resesi. Hal ini juga disebut sebagai “kegembiraan irasional”.  Kegembiraan tersebut akan menggembungkan pasar saham serta real estate. Kemudian pada akhirnya gelembung tersebut akan pecah dan terjadilah panic selling yang bisa menghancurkan pasar. Hal ini kemudian menjadi penyebab resesi. 

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut