“Saat ini kami sedang bersiap untuk bergabung dengan ASEAN. Yang jelas kunjungan Yang Mulia menjadi salah satu faktor motivasi kami”, kata Kepala Pemerintahan dalam keterangannya.
Lebih lanjut, Perdana Menteri menginformasikan bahwa Timor-Leste dan Brunei Darussalam sudah bersiap untuk menjalin kerja sama di bidang pendidikan dan kesehatan, karena keunggulan perawatan kesehatan di Brunei, dan juga di bidang minyak dan gas.
“Saya mengunjungi Brunei dua kali dan tidak ada apa-apa. Tapi dalam dua tahun terakhir, kalau berkunjung lagi, sudah ada infrastruktur migas yang luar biasa. Sejak saat itu, kami mulai mengirimkan warga kami untuk belajar dari mereka tentang bidang-bidang tersebut dan menjalin program kerja sama dan bekerja sama,” tegas Kepala Pemerintahan.
Pada acara ini juga dilakukan penandatanganan perjanjian visa on Arrival dengan pengecualian visa untuk paspor diplomatik dan dinas.
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Brunei Darussalam yang diwakili oleh Wakil Menteri Kabinet Perdana Menteri, Dato Mohd Riza DP Haji Md Yunos, dan oleh Timor-Leste yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama, Bendito dos Santos Freitas.
Sebelumnya, Dewan Menteri telah menyetujui usulan penandatanganan perjanjian dengan negara-negara ASEAN untuk pembebasan visa selama 30 hari.
Hal ini merupakan bagian dari kriteria fasilitasi masuk dan bertujuan untuk menegosiasikan pengecualian visa bagi diplomat, pekerja, dan wisatawan.
Negara-negara ASEAN antara lain Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Timor-Leste telah menandatangani perjanjian dengan Indonesia, Kamboja, Singapura dan Malaysia.
Editor : Stefanus Dile Payong