JENEWA, iNewsBelu.id – Konflik militer di Sudan sudah berlangsung lebih dari dua bulan. Selama periode tersebut, hampir 1.000 warga sipil tewas dan ribuan lainnya luka-luka. Menurut catataan PBB, sedikitnya 958 warga sipil meninggal dunia dan 4.746 orang lainnya terluka antara 15 April dan 12 Juni sebagai akibat dari konflik di Sudan.
“Angka sebenarnya tidak diragukan lagi jauh lebih tinggi,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, saat menyajikan laporan tahunannya tentang situasi di Sudan, Senin (19/6/2023).
Dia menuturkan, lebih dari 2,1 juta orang Sudan terpaksa meninggalkan rumah mereka. Dari jumlah itu, lebih dari 500.000 orang yang harus mengungsi ke sejumlah negara tetangga.
Pejabat PBB itu pun menyerukan pendirian koridor kemanusiaan antara Chad dan Kota El-Geneina di Darfur Barat untuk memastikan keluarnya warga sipil dengan aman dari zona konflik.
Setiap hari, anak-anak Sudan menanggung konsekuensi yang mengerikan. Lebih dari 13 juta anak di seluruh negeri sangat membutuhkan dukungan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa, termasuk 5,6 juta orang di Darfur.
Setidaknya 620.000 anak dilaporkan menderita kekurangan gizi akut. “Di Pusat Panti Asuhan Mygoma di Khartoum, 71 anak dilaporkan meninggal karena sangat kekurangan pasokan kemanusiaan dan medis," katanya.
Bentrokan kekerasan antara Angkatan Bersenjata Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) pecah pada pertengahan April. Sampai hari ini, konflik masih berlangsung.
Editor : Stefanus Dile Payong