KHARTOUM, iNewsBelu.id -Akibat pertempuran antara tentara dan paramiliter ribuan penduduk meninggalkan Ibu Kota Sudan , Khartoum, di mana saksi mata melaporkan mayat-mayat bergelimpangan dijalanan sebanyak 270 warga sipil dilaporkan tewas akibat konflik tersebut.
"Hidup di Khartoum tidak mungkin jika perang ini tidak berhenti," ujar seorang warga, Alawya al-Tayeb (33), yang tengah dalam perjalanan keluar dari Ibu Kota.
"Saya mencoba membuat anak-anak tidak melihat mayat yang terbunuh di jalanan," ujarnya, menambahkan bahwa anak-anaknya menderita trauma dan membutuhkan perawatan seperti dikutip dari New Arab, Kamis (20/4/2023). Ribuan orang mengambil tindakan sendiri dan, menurut saksi mata, mulai meninggalkan Khartoum dengan mobil atau berjalan kaki.
Mereka mengatakan udara dipenuhi dengan bau mayat yang berserakan di jalanan. "Kami sekarang dalam perjalanan ke Madani untuk tinggal bersama kerabat kami setelah keluarga dan anak-anak saya hidup dalam teror ledakan," kata Mohamed Saleh (43), seorang pegawai pemerintah.
"Kami sangat khawatir pejuang akan mulai menyerbu rumah," imbuhnya. Sebelumnya paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) mengatakan mereka akan berkomitmen penuh untuk gencatan senjata penuh mulai pukul 06.00 waktu setempat selama 24 jam, seperti yang dilakukan tentara. Namun pada waktu yang ditentukan, tembakan masih terdengar di seluruh Khartoum, menurut para saksi.
Editor : Stefanus Dile Payong