MRTV mengatakan peluru menembus badan pesawat saat terbang di ketinggian 3.500 kaki sekitar 6,5 kilometer utara bandara. Seorang penumpang yang terluka akibat peluru telah dibawa ke rumah sakit. Kantor berita negara merilis foto-foto yang dikatakannya merupakan lubang peluru dan penumpang sedang dirawat.
Kantor Myanmar National Airlines di Loikaw mengumumkan, semua penerbangan ke kota itu dibatalkan tanpa batas waktu. Negara bagian Kayah telah mengalami konflik intens antara militer dan kelompok perlawanan lokal sejak tentara merebut kekuasaan tahun lalu dan menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis.
Pengambilalihan 1 Februari 2021 saat itu disambut dengan protes damai nasional. Sayangnya, tentara dan polisi menindak dengan kekuatan mematikan terhadap demonstran jalanan yang menentang kekuasaan militer. Sebagai efeknya, ribuan warga sipil membentuk unit milisi sebagai bagian dari Pasukan Pertahanan Rakyat untuk melawan.
Kelompok PDF bersekutu dengan kelompok etnis minoritas bersenjata seperti Karenni, Karen dan Kachin. Etnis minoritas ini telah memerangi pemerintah pusat selama lebih dari setengah abad karena mencari otonomi yang lebih besar di daerah perbatasan.
Seorang pemimpin Partai Progresif Nasional Karenni, Khu Daniel, membantah tuduhan pemerintah. Dia mengatakan partainya tidak memerintahkan sayap bersenjatanya, Tentara Karenni, untuk menembak warga sipil atau pesawat penumpang.
“Militer selalu menyalahkan organisasi lain atas penembakan itu. Sayap bersenjata kami tidak menembak pesawat pagi ini," katanya kepada The Associated Press (AP).
Editor : Stefanus Dile Payong