Dia bahkan menulis di Facebook: "Saya tidak bisa tidur karena setiap kali saya tidur, sumsum tulang belakang saya menarik begitu keras, karena dunia runtuh, dan air mengalir ke celah."
Ramalan hari kiamat itu dipercaya sekitar 20.000 orang pengikutnya. Mereka berbondong-bondong mengungsi ke rumah Veasna di area pertanian Siem Reap, yang dipercaya sebagai satu-satunya tempat yang aman dari kiamat.
Mereka mengungsi ke rumah tersebut untuk menyaksikan banjir apokaliptik, yang mereka percaya akan menghancurkan segalanya selain rumah Veasna. Politisi peramal kiamat itu juga mem-posting sejumlah gambar penampakan di langit, yang katanya pertanda akan datangnya hari kiamat.
Veasna, yang menyebut dirinya sebagai Brahma, telah menyerukan pekerja migran Kamboja di Korea Selatan untuk meninggalkan pekerjaan mereka dan kembali ke rumah. Seruan kepada 30.000 ekspatriat di Korea Selatan memicu peringatan oleh Kedutaan Kamboja di Seoul agar warga tidak bepergian ke sana.
Editor : Stefanus Dile Payong