Sementara di Indonesia, lebih cocok dengan rasa manis dan asam yang seimbang. Donny Pramono mengungkapkan, nama Sour Sally berasal dari Sour yang berarti rasa asam, dan Sally yang merupakan karakter seorang perempuan yang manis. Dan ternyata perempuan juga lah yang menjadi target utama dari Sour Sally. Menurut dia, setidaknya ada empat strategi yang diterapkan di Sour Sally sehingga sampai berada di titik pencapaiannya saat ini:
1. Think different
Di dalam bisnis tidak ada sesuatu yang baku. Berpikir kreatif menjadi kunci, agar produk bisnisnya bisa berbeda dari merek lain.
2. Why before what
Untuk mengembangkan bisnis, diperlukan inovasi yang berlangsung secara terus menerus. Biasanya ketika berbicara inovasi orang sering fokus kepada “what” padahal what adalah hasil dari inovasi sedangkan yang lebih penting adalah “why” sehingga akan menjawab proses kenapa dan bagaimana sebuah produk harus diinovasi.
3. Menjadi Pertama dan Terenak
Selalu berupaya untuk menjadi produk yang “pertama” dan “terenak”. Ini adalah motivasi bagi perusahaan yang bergerak di bisnis kuliner agar terus berusaha menyajikan yang terbaik.
4. Do not reinvent the wheel
Artinya mempelajari ide sebelumnya yang telah berhasil dan diadaptasi ulang menjadi sebuah strategi yang baru. Donny Pramono mengungkapkan, mengembangkan passion dan bergelut dengan sesuatu yang disukai menjadi kata kunci mengapa Sour Sally bisa berkembang sampai saat ini.
Sebagai informasi, pada 2016 Sour Sally mendapatkan penghargaan sebagai Influential Brand, Top Brand 2016 Singapura, setelah membukukan penjualan lebih dari 9 juta cup. Selanjutnya Donny optimis Sour Sally akan tembus menuju 10 juta cup bahkan lebih.
Editor : Stefanus Dile Payong