LONDON, iNews.id - Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pekan lalu, memicu kecaman keras dari China. Sebagai respons, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China menggelar latihan perang terbesar di sekitar Taiwan. Namun ternyata putra Pelosi, Paul Pelosi Jr, yang juga ikut dalam kunjungan ke Taiwan, memiliki saham di perusahaan telekomunikasi China, Borqs Technologies.
Surat kabar Inggris Daily Mail, mengutip data Komisi Bursa dan Sekuritas AS, mengungkap Paul merupakan salah satu investor utama di perusahaan internet of things (IoT) dan 5G China itu. Dia juga disebut sebagai konsultan perusahaan tersebut. Menurut laporan, Paul memiliki 700.000 lembar saham di perusahaan senilai 22 miliar dolar atau sekitar Rp321 triliun. Jumlah saham yang dimilikinya hanya di bawah CEO perusahaan yakni Pat Sek Yuen Chan.
Kabar bergabungnya Paul dalam rombongan ibunya memicu kontroversi di Taiwan. Beberapa politisi, terutama dari kubu oposisi, mempertanyakan status Paul. Mantan ketua komisi pengawasan keuangan Taiwan, Tseng Ming Chung, curiga partai berkuasa, Partai Progresif Demokratik, memiliki hubungan keuangan dengan keluarga Pelosi. Dia juga mempertanyakan apakah kunjungan Pelosi ke Taiwan juga membawa misi bisnis atau tidak.
Paul diketahui tidak terdaftar dalam delegasi resmi Pelosi ke Taiwan. Saat itu Pelosi berkunjung bersama anggota Kongres AS lainnya, yakni Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR Gregory Meeks, Wakil Ketua Komite Suzan DelBene, anggota Komite Tetap Intelijen Raja Krishamoorthi, dan anggota Komite Angkatan Bersenjata Andy Kim.
Selain itu Paul juga tidak memegang jabatan di pemerintahan AS. Meski demikian pada kesempatan itu Paul ikut berfoto bersama Presiden Taiwan Tsai Ing Wen dan pejabat lainnya. Pelosi dan keluarganya dijatuhi sanksi oleh China sebagai pembalasan atas kunjungannya itu. Beijing menyebut kedatangannya ke China sebagai provokasi terang-terangan seorang politikus AS.
Editor : Stefanus Dile Payong