Yuk Simak! Profil Ibu Fatmawati Soekarno dan Kisahnya Menjahit Bendera Merah Putih

Selain menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada 17 Agustus 1945, Fatmawati pada 1951 dengan gigih ikut memperjuangkan agar dokumen, barang, dan arsip Pemerintah RI yang dirampas oleh Belanda antara 1945-1950 di Jakarta dan Yogyakarta dapat dikembalikan ke Indonesia.
Fatmawati meninggal dunia pada usia 57 tahun di Kuala Lumpur saat perjalanan pulang dari melangsungkan ibadah umrah pada 1980 akibat serangan jantung.
Pada 2000, Fatmawati mendapatkan gelar pahlawan nasional dari pemerintah, dua puluh tahun setelah wafatnya. Pemberian gelar pahlawan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 118/TK/2000.
Perjalanan hidup Fatmawati cukup banyak aral melintang yang dihadapi. Selama 1945 hingga 1946, dia sering berpindah tempat. Dia sering bersembunyi dan menyamar. Sebab, saat itu di Jakarta sedang tidak aman lantaran telah diduduki pasukan NICA Belanda.
Perjuangan ini membuat Fatmawati banyak terlibat dalam kemerdekaan. Saat itu Fatmawati juga sempat mengirim perbekalan untuk para pejuang di Front yang sedang gerilya. Mulai dari makanan, pakaian bahkan peluru, (30 Tahun Indonesia merdeka 1985:139).
Demikian profil ibu Fatmawati Soekarno dan kisahnya menjahit bendera Merah Putih.
Editor : Stefanus Dile Payong