get app
inews
Aa Read Next : Museum Naskah Proklamasi Untuk Kegiatan Politik, Ini Reaksi Pengamat Pendidikan

Jejak Sejarah Pendidikan Pertama di Indonesia Berawal dari Sekolah Katolik di Maluku

Selasa, 12 Juli 2022 | 06:27 WIB
header img
Suasana sekolah di zaman penjajahan. (Foto: Istimewa/KITLV)

Melalui ELS itulah, siswa yang belajar wajib menggunakan bahasa Belanda di lingkungan sekolah dan pergaulan sehari-hari. Meskipun demikian, mereka dapat berbicara menggunakan bahasa lain dengan orang tua atau kerabatnya di rumah.  Setingkat SMP, pemerintah Belanda menyediakan HBS (Hoogere Burgershool) dan MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwjs). 

Perbedaan keduanya terletak pada lama masa belajarnya. Jika HBS hanya menuntut siswa belajar selama 5 tahun, MULO hanya mewajibkan siswanya untuk bersekolah selama 3 tahun.  Sisi positifnya HBS, siswa bisa langsung melanjutkan pendidikannya ke institusi pendikan tinggi setingkat universitas, tanpa perlu melanjutkan ke SMA. 

Data pada tahun 1915 menyebutkan, HBS hanya tersebar di beberapa kota seperti Semarang, Bandung, Surabaya, dan Jakarta (Batavia). Sementara itu, sekolah di zaman Belanda yang setingkat dengan SMA adalah AMS atau Algemeene Middelbare School.

Tak lengkap rasanya bila tidak mengulas tokoh pendidikan yang paling berpengaruh di Indonesia jika membahas perkembangan pendidikan, terkhusus bagi para pribumi. Salah satunya Ki Hadjar Dewantara.  Mengutip informasi resmi yang ada dalam laman Kemendikbud, Ki Hadjar Dewantara memberikan pemikiran bahwa pendidikan hanya bertujuan untuk menuntun kodrat yang ada pada anak-anak atau siswa. Dengan demikian, mereka mampu menggapai keselamatan dan kebahagiaan. Pola pendidikan yang diberikan Belanda terkesan membatasi dan tidak memberikan kesempatan bagi masyarakat pribumi untuk mendapatkan pendidikan sepadan. Karena itu, Ki Hadjar yang bernama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat ini mendirikan sekolah Taman Siswa pada 1922 di Yogyakarta. 

Melalui lembaga pendidikan tersebut, dia berharap bahwa kesempatan dan hak pendidikan bagi kaum pribumi bisa dinikmati secara merata dan sama, tanpa membeda-bedakan antara kaum priyayi dan masyarakat biasa.  Ki Hadjar Dewantara kemudian dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia dan dianugerahi gelar Pahlawan Pergerakan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 305 Tahun 1959.

Tokoh pendidikan lain yang juga terkenal adalah RA Kartini. Baginya, pendidikan adalah alat yang ampuh untuk memajukan pendidikan sebuah bangsa. Ia menyuarakan kesetaraan gender. Menurutnya perempuan harus mendapatkan pendidikan yang layak, sama seperti kaum pria. RA Kartini pun mendirikan sekolah yang diikuti oleh kaum perempuan pribumi. Tokoh-tokoh yang berjasa telah memajukan pendidikan Islam di Indonesia juga tak terhitung jumlahnya. 

Satu di antaranya adalah KH Ahmad Dahlan.  Melansir jurnal bertajuk ‘Gagasan Dasar dan Pemikiran Pendidikan Islam K.H Ahmad Dahlan’, dikatakan bahwa KH Ahmad Dahlan prihatin ketika menyaksikan kaum pribumi amat terpuruk di tengah gempuran kondisi global. Politik yang dibawa Belanda juga sangat berpotensi menghancurkan anak bangsa. Maka dari itu, pendidikan merata wajib dimiliki oleh seluruh masyarakat tanpa pandang bulu. 

Di tangan sosok pembaharu ini, teramu pendidikan terbaru yang bersinggungan dengan agama. Ia mendirikan banyak pesantren demi mencetak individu-individu saleh dengan pemahaman agama mumpuni. KH Ahmad Dahlan yakin, individu dengan pengetahuan agama tinggi juga mampu berjuang untuk bangsa dan negara. 

Pendidikan di Indonesia telah melewati perjalanan yang sangat kompleks dari masa penjajahan hingga kini. Untuk dapat bersaing dengan negara lain, dunia pendidikan di Tanah Air terus berbenah guna meningkatkan kualitas melalui penerapan kurikulum. Sedangkan dari sisi kuantitas, menurut data BPS, jumlah sekolah (mulai dari SD hingga SMA negeri dan swasta) mencapai 217.283 unit di tahun ajaran 2020/2021.

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut