get app
inews
Aa Read Next : Pemilik Bengkel di Bogor Ditemukan Tewas setelah Tak Terlihat selama Seminggu

Pamit Pergi ke Kebun, Kakek di Belu Ditemukan Tewas

Sabtu, 09 Oktober 2021 | 16:59 WIB
header img
Aparat Kepolisian sedangn Melakukan proses evakuasi Korban yang sudah ditemukan tak bernyawa di pinggir kali di Dusun Fatubesi A, Desa Fohoeka, Kecamatan Nanaet Duabesi, Kabupaten Belu, NTT

ATAMBUA, iNews.id  - Kakek berinisial YT (71) asal Dusun Fatubesi A, Desa Fohoeka, Kecamatan Nanaet Duabesi, Kabupaten Belu, NTT ditemukan tewas di pinggir kali kering. Jenazah korban pertama kali ditemukan istri dan anaknya, Kamis (7/10/2021).


Kasat Reskrim Polres Belu AKP Sujud Alif Yulamlam mengatakan, berdasarkan keterangan dari saksi, korban keluar dari rumah untuk pergi ke kebun pada hari Rabu (6/10/2021). Karena korban tidak pulang sehingga dia pergi mencarinya di kebun.

"Keterangan anaknya korban keluar hanya membawah beras 1 mok, namun karena tidak kunjung pulang saksi yang juga anak korban pergi ke kebun unutk mencarinya. Setiba di TKP (Kebun) sempat keliling untuk mencari korban sambil memanggil namun tidak ada jawaban," ujar Sujud, Sabtu (9/10/2021).


Kasat juga menambahkan karena tidak menemukan ayahnya, saksi kembali ke rumah untuk mandi dan mencuci baju. Lalu kembali lagi ke kebun untuk mencari korban namun belum juga ditemukan.


"Karena masih tak menemukan akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke rumah dan memberitahukan kepada Ibunya (Istri korban) kalau ayahnya tidak ada di kebun," katanya.


Setelah mendapat laporan dari anaknya, DL dan saksi MR (Istri Korban) datang kembali ke kebun dan mencari namun hanya melihat anjing dan nasi masih utuh. MR lalu mencari di pinggiran kali kering dan menemukan korban sudah meninggal.


Kejadian penemuan mayat ini kemudian diinformasikan kepada Polsek Anggota Pospol Laktutus. Anggota Polsek bersama Polres Belu lalu mendatangi TKP.

"Jenazah korban lalu dibawa ke Rumah Sakit Marianum Halilulik untuk mengetahui penyebab kematian korban," katanya. 


Hasil Visum et Repertum (VER) tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Sesuai info yang didapat kalau beberapa hari lalu pada saat korban mau divaksin tapi tidak bisa diberikan lantaran darah tinggi.


"Setelah visum jenazah kembali diserahkan kepada keluarga untuk selanjutnya dimakamkan secara adat istiadat Keluarga menolak untuk dilakukan autopsi dan menerima kematian sebagai suatu musibah karena sebelumnya korban diketahui menderita penyakit darah tinggi," ujarnya.

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Berita iNews Belu di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut