"Memang gerombolan KKB ini sangat keji. Usai menjadikan tameng kaum perempuan dan anak-anak saat menyerang prajurit TNI beberapa waktu yang lalu di Mugi-Mam, Nduga, hingga menyebabkan prajurit TNI gugur. Kini gerombolan KKB justru mengajak remaja pelajar SMP dan SMA untuk menyerang aparat TNI Polri," jelasnya.
Alumni Akademi Militer (Akmil) 1999 tersebut, sangat menyesalkan tindakan KKB yang melibatkan remaja untuk seranganm brutal. "Jadi tidak salah apabila warga di Nduga, maupun di Intan Jaya, serta di daerah lainnya mulai melakukan perlawanan kepada gerombolan KKB atau KST, karena keluarga ataupun anak-anak mereka menjadi tumbal dari ulah KKB," ungkapnya.
Herman menambahkan, hal ini seiring yang diungkapkan oleh Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono saat berkunjung di Timika, bahwa kondisi seperti itu membuat prajurit TNI harus berhadapan dengan perempuan dan anak-anak, mengakibatkan prajurit TNI menjadi bingung, sehingga terjadilah kejadian seperti apa yang terjadi pada Sabtu (15/4/2023). Lebih lanjut, Herman berharap kerjasama dari semua elemen masyarakat untuk tidak terpengaruh dan menolak ajakan gerombolan KST atau KKB. "Kita semua hati-hati dengan ajakan kepada para remaja pelajar oleh KST atau KKB. Jika ada, maka bisa dilaporkan dan tentunya jangan terpengaruh," tegas Herman.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait