Laporan media lain melaporkan, seorang saksi mata mengklaim, Mahsa ditangkap dan dipukuli di dalam mobil polisi moral saat dibawa ke pusat penahanan.
Kakak laki-laki Mahsa, Kiarash Amini mengatakan kepada Iranwire, dia bersama korban ketika penangkapan. Sebuah mobil patroli moral menghalangi jalan mereka sebelum petugas menangkap Mahsa dan memaksanya masuk ke dalam kendaraan.
Pria muda itu mengatakan, polisi moral yang dikenal sebagai Gasht-e Irsyad, mengatakan kepadanya, mereka akan membebaskan Mahsa dalam waktu satu jam. Mahsa harus menjalani 'kelas pendidikan ulang untuk hijab yang tidak pantas'. Namun dia justru mendengar teriakan ketika dia sampai di bangunan tersebut. Kiarash juga mengatakan, beberapa perempuan yang ditahan melarikan diri.
"Setiap orang dari mereka mengatakan seseorang di dalam telah terbunuh," katanya. Kiarash lalu menunjukkan foto Mahsa kepada para perempuan itu. Salah satu dari mereka mengatakan bahwa Mahsa ada di sebelahnya ketika itu terjadi.
“Saya kaget dan ketakutan. Saya bertanya kepada salah satu dari mereka tentang apa yang terjadi. Dia berkata, salah satu dari mereka telah terluka. Saya tidak percaya itu adalah Mahsa di ambulans itu. Saya berlari sampai mencapai Rumah Sakit Kasra,” katanya.
Dokter diduga memberi tahu Kiarash, saudara perempuannya menderita stroke atau serangan jantung. Belakangan terungkap bahwa para dokter mengatakan, otak Mahsa tidak lagi sadar. Dia meninggal pada Jumat (16/9/2022).
Polisi di ibu kota Iran dilaporkan telah membantah melakukan kesalahan. Mereka mengatakan Mahsa dibawa ke kantor polisi untuk pendidikan. Tetapi perempuan muda itu kemudian tiba-tiba menderita masalah jantung. Pernyataan ini telah dibantah oleh para aktivis hak asasi manusia. Kantor Amnesty International Timur Tengah dan Afrika Utara pun bereaksi.
"Keadaan yang mengarah pada kematian mencurigakan dalam tahanan perempuan muda berusia 22 tahun, Mahsa Amini, yang mencakup tuduhan penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya dalam tahanan, harus diselidiki secara kriminal," kata mereka dalam sebuah pernyataan. Kiarash mengatakan kepada Iranwire bahwa dia pergi ke pengadilan untuk mengajukan keluhan.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait