Terapis salah satu dari mereka mengusulkan untuk "bertaruh pada model pengasuhan bersama yang membentuk keluarga dengan seorang wanita dengan keinginan berbakti yang sama". Masalahnya adalah bahwa baik teman maupun kenalan tidak berada di tempat yang sama, sehingga mereka merancang situs web untuk mencari kandidat yang benar-benar ingin memiliki anak. Tidak dijelaskan, bagaimana menentukan orangtua biologis dari bayi tersebut. Kendati demikian, bayi itu sudah sah terdaftar di Kantor Catatan Sipil dengan tiga nama keluarga.
Hakim Cataldi memutuskan mendukung permintaan dua pria yang memutuskan untuk menggunakan aplikasi pengasuhan bersama yang disebut “Coparentalys”, sebuah platform web yang menghubungkan orang-orang untuk memiliki anak.
“Mereka adalah dua pria dan seorang wanita yang memutuskan untuk membangun keluarga multiparental berdasarkan poliamori pendaftaran filiasi orangtua," jelas pengacara keluarga tersebut, Andrés Gil Domínguez, kepada saluran berita Telenueve, Kamis (14/7/2022). Selain akan memiliki nama keluarga dari ketiga orang tua pada akte kelahiran, bayi tersebut juga akan dokumen identitas nasional dan paspor. Jaksa dalam kasus tersebut, Mónica Susana Mauri, memutuskan untuk mengajukan banding atas putusan Hakim Cataldi. Namun, pendaftaran anak di bawah umur di Kantor Catatan Sipil langsung diterima.
“Satu-satunya kendala yang dihadapi keluarga adalah pendapat jaksa dan pembela anak di bawah umur yang akan mengajukan banding atas putusan tersebut, tetapi yang sama sekali tidak mengetahui bagaimana model konstitusional Argentina bekerja setelah reformasi hukum perdata,” imbuh pengacara tersebut. Meskipun ini adalah putusan yang langka di negara Amerika Selatan, ada 21 kasus serupa lainnya dari triple filiation, di mana 19 di antaranya diselesaikan melalui jalur peradilan.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait