get app
inews
Aa Text
Read Next : Covid-10 Terus Melonjak di China, Tembus 168.507 Kasus

Kecelakaan Pesawat di China yang Tewaskan 132 Orang Diduga Akibat Faktor Manusia

Kamis, 19 Mei 2022 | 06:27 WIB
header img
Api berkobar di lokasi Pesawat Boeing 737-800 China Eastern Airlines yang membawa 132 penumpang dan kru jatuh di pegunungan Guangxi, Senin (21/3/2022). (Istimewa/Twitter)

WASHINGTON, iNews.id - Penyebab kecelakaan pesawat Boeing 737-800 yang menewaskan 132 orang diduga akibat faktor manusia. Tidak ditemukan kegagalan sistem pada pesawat maskapai China Eastern Airlines itu.  Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, pesawat yang jatuh menghantam gunung di Provinsi Guangxi pada 21 Maret tersebut tak ada indikasi kegagalan sistem. 

Dua sumber yang mengikuti perkembangan penyelidikan mengatakan kepada Reuters, sejauh ini tak ditemukan kerusakan teknis. Pihak berwenang menyatakan, pilot tidak merespons panggilan berkali-kali dari petugas air traffic control (ATC) mengenai ketinggian pesawat. Bahkan pesawat lain yang berada di dekatnya juga memberikan peringatan, namun tak direspons. 

Laporan berwenang ini selaras dengan pemberitaan surat kabar Amerika Serikat (AS), Wall Street Journal (WSJ). Mengutip seorang pejabat penerbangan AS yang merujuk pada hasil flight data recorder di kotak hitam, seseorang di kokpit kemungkinan sengaja menabrakkan pesawat. Sementara itu seorang sumber mengatakan kepada Reuters, penyelidik sedang mendalami apakah insiden itu merupakan kesengajaan dari kru.

Namun voice cockpit recorder yang juga bagian dari kotak hitam rusak akibat kecelakaan sehingga tidak jelas apakah penyelidik bisa mengambil informasi dari alat itu atau tidak.

Sejauh ini produsen pesawat Boeing serta Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) menolak berkomentar. Badan Penerbangan Sipil China (CAAC), yang memimpin penyelidikan kecelakaan ini juga enggan memberikan komentar laporan WSJ.  Namun saat menanggapi spekulasi bahwa kecelakaan disengaja pada 11 April lalu, CAAC menegaskan anggapan itu sangat menyesatkan publik dan mengganggu tugas penyelidikan. Tangkapan layar dari artikel WSJ juga dihapus dari platform media sosial Weibo dan aplikasi pesan singkat WeChat. Hashtag "China Eastern" dan "kotak hitam China Eastern" juga dilarang di Weibo yang mengancam pelanggarnya dengan hukuman.

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut