get app
inews
Aa Read Next : 4 Bulan Selesai Dikerjakan, Jalan Central Bandara Mulai Berlubang PT DNL Diminta Bertanggung Jawab

Miris! Warga Lombok Barat Tandu Pasien Pakai Sarung ke Rumah Sakit

Jum'at, 13 Mei 2022 | 10:03 WIB
header img
Warga Lombok Barat terpaksa menggotong pasien pakai sarung menggunakan bambu ke Rumah Sakit karena akses jalan yang tidak memadai. Foto: Facebook

LOMBOK BARAT, iNews.id  - Masyarakat Dusun Bunut Boyot, Desa Bengkaung, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat terpaksa harus menandu warganya yang sakit dengan kain sarung menuju rumah sakit. Jhoni Iskandar yang merupakan warga Dusun Bunut Boyot mengunggah hal itu ke akun Facebooknya pada Rabu (11/5). 

Sontak saja, unggahan itu langsung mendapat perhatian Pemerintah Provinsi NTB. Tari nama pasien yang merupakan ibu muda yang baru melahirkan. Dia terpaksa digotong dari dusun yang terletak di ketinggian menuju jalan beraspal untuk selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit. Kondisinya yang lemah membuat masyarakat beraksi cepat. Tari harus kontrol rutin pascamelahirkan.

Jhoni yang dihubungi MPI mengatakan, kondisi itu sudah berlangsung lama. Artinya, masyarakat sukarela bergotong royong menggotong pasien yang kondisinya sangat membutuhkan pertolongan. Tidak sekadar pasien ibu melahirkan. Tapi juga petani gula aren yang mengalami kecelakaan kerja.

Masyarakat Dusun Bunut Boyot harus menempuh jarak 1 kilometer jalan kaki menuju jalan beraspal. Meski jalur dari dusun tersebut sudah dirabat, tapi kondisi jalan ekstrim memaksa mereka membawa pasien dengan cara digotong. Pasien diletakkan sedemikian rupa di dalam sarung. Dengan sebilah bambu yang dimasukkan ke dalam sarung menjadi alat panggulnya. 

"Sejatinya ini bukan tradisi. Tapi memang harus dilakukan lantaran kondisi infrastruktur jalan yang ekstrim," ujar Jhoni kepada MPI Rabu (11/5/2022).

Dusun Bunut Boyot terletak di atas pegunungan. Lokasinya berada tidak jauh dari kawasan wisata Senggigi. Jhoni mengatakan, Dusun Bunut Boyot letaknya paling tinggi dibandingkan enam dusun lainnya. Musim hujan juga menjadi alasan mengapa masyarakat menggotong pasien. Sebab, sangat beresiko jika memksa menggunakan roda dua. Warga juga tidak pandang waktu. Kapanpun dibutuhkan, warga akan sigap saling tolong menolong. Pemerintah desa setempat dinilai tetap merespone kondisi tersebut. Hanya saja, keterbatasan juga membuat pihak desa tidak dapat berbuat banyak. 

"Kondisinya memang begini. Kecuali mungkin ada perhatian pemerintah kabupaten atau provinsi untuk memperbaiki infrastruktur jalan," ungkapnya. Kendala infrastruktur juga berdampak pada sektor pendidikan. Menurut Jhoni, tidak banyak masyarakat Dusun Bunut Boyot yang melanjutkan sekolah hingga lulus SMA sederajat.

Jhoni sendiri merupakan salah satu yang berjuang melanjutkan studi ke perguruan tinggi meski sudah menikah. Itu dilakukan untuk memberi contoh kepada generasi muda lainnya akan pentingnya pendidikan. Dia berharap Pemerintah Kabupaten Lombok Barat bahkan Pemerintah Provinsi NTB tidak tutup mata dengan kondisi dusunnya. Termasuk dusun-dusun lain di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Batulayar. Menurutnya, keberhasilan NTB menggelar MotoGP Mandalika seyogyanya linier dengan kondisi masyarakat di bawah. 
"Terimakasih atas respons cepat dari Pemerintah Provinsi NTB. Saya sering menyampaikan hal ini di beberapa group tapi tidak kunjung ada perhatian. Alhamdulillah jika postingan saya di FB mendatangkan manfaat bagi masyarakat," tandasnya.


 

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Berita iNews Belu di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut