Prada Lucky Tewas TNI AD Berduka Tak Ada Toleransi untuk Kekerasan di Kesatuan

Brigjen Wahyu menegaskan, TNI AD tidak akan pernah menoleransi segala bentuk kekerasan yang merugikan personel. Tradisi pembinaan dalam kesatuan harus dilakukan berdasarkan nilai-nilai yang membentuk karakter prajurit, bukan dengan kekerasan.
"TNI AD tidak mentolerir tindakan yang menimbulkan kerugian personel dari kegiatan tradisi pembinaan. Pembinaan harus dilakukan sesuai kaidah yang membentuk prajurit tangguh," katanya.
Diketahui, Prada Lucky baru 2 bulan mengabdi sebagai prajurit TNI. Dia dilarikan ke RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Rabu (6/8/2025) setelah mengalami penganiayaan yang diduga dilakukan oleh sejumlah seniornya. Dia meninggal dunia pada pukul 11.23 WITA.
Dalam kondisi kritis, korban sempat mengaku kepada dokter bahwa dia dianiaya. Pemeriksaan medis menunjukkan luka sayat, lebam, hingga luka bakar di sekujur tubuh. Luka di bagian belakang tubuh diduga akibat hantaman benda keras, sementara luka bakar menyerupai bekas sundutan rokok ditemukan di lengan dan kaki.
Menurut Wahyu, kejadian ini menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembinaan di tubuh TNI AD. Dia mengimbau seluruh jajaran untuk mengedepankan nilai-nilai profesionalisme dan menjauhi praktik kekerasan yang tidak sesuai dengan semangat reformasi militer.
“Ini menjadi pelajaran sangat penting bagi kita semua agar ke depan tidak ada lagi peristiwa serupa,” ucapnya.
Editor : Stefanus Dile Payong