get app
inews
Aa Read Next : Cari Sandera di Gaza Militer Inggris Terjunkan Drone Pengintai

Ukraina Lepaskan 9 Tentara Rusia sebagai Jaminan Pembebasan Wali Kota Melitopol

Kamis, 17 Maret 2022 | 07:37 WIB
header img
Tentara Rusia sedang berkumpul di salah satu pangkalan udara (ilustrasi). (Foto: Reuters)

KIEV, iNews.id – Ukraina melepaskan sembilan tentara Rusia sebagai jaminan pembebasan Wali Kota Melitopol, Ivan Fedorov, yang ditahan pasukan Moskow pekan lalu. 

Kesembilan tentara itu ditangkap pasukan Ukraina di saat perang kedua negara tengah berkecamuk, beberapa waktu lalu.  Tukar-menukar tahanan antara Kiev dan Moskow itu dilaporkan oleh kantor berita Interfax Ukraina, Rabu (16/3/2022), dengan mengutip seorang pejabat senior.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, sebelumnya mengatakan bahwa Fedorov telah dibebaskan. Akan tetapi, dia tidak memberikan informasi lebih perinci lagi terkait pembebasan sang wali kota. 

“Ivan Fedorov dibebaskan dari tahanan Rusia. Untuk (pembebasan) dirinya, Rusia menerima sembilan tentara yang ditangkap (Ukraina), yang lahir pada 2002 dan 2003,” demikian laporan Interfax Ukraina dengan mengutip ajudan pers Zelensky, Darya Zarivnaya.

“Mereka (para tentara Rusia yang dibebaskan) ini sebenarnya masih anak-anak (remaja),” kata kantor berita itu lagi. Pihak Ukraina menyatakan, Fedorov diculik pasukan Rusia pada Jumat (11/3/2022) lalu.

Zelensky menilai perundingan damai antara negaranya dan Rusia harus dilanjutkan. Kendati kesepakatan damai kedua negara bekas Uni Soviet yang bertetangga tersebut masih sulit untuk dicapai saat ini, dia melihat pembicaraan ke arah itu sangat penting. 

Menurut Zelensky, posisi perundingan yang dijalani kedua pihak kini terdengar lebih realistis. Akan tetapi, masih diperlukan lebih banyak waktu untuk mencapai titik temu. Rusia mulai melancarkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari. Operasi itu sebagai tanggapan atas permintaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) kepada Moskow, agar memberikan mereka perlindungan terhadap serangan intensif oleh pasukan Kiev. DPR dan LPR adalah dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, operasi khusus itu hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina. Penduduk sipil pada prinsipnya tidak dalam bahaya.  

Moskow pun telah berulang kali menegaskan tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina. Namun, negara-negara Barat telah memberlakukan banyak sanksi terhadap Rusia atas serangan ke Ukraina tersebut.

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut