NIAS SELATAN, iNewsBelu.id - Sungguh menyayat hati kisah bocah perempuan umur 10 tahun di Nias Selatan (Nisel), Sumatera Utara. Selain disiksa secara fisik oleh keluarga dekatnya terungkap juga dia diperlakukan tidak manusiawi. Selama ini dia ditempatkan di kandang ayam sebagai tempat tidurnya. Perlakuan itu mencuat setelah dia kabur beberapa hari lalu.
Bocah malang itu kabur dari rumah keluarganya lantaran sudah tak tahan lagi dengan penyiksaan yang dilakukan kakek, nenek, tante, dan bapak udanya. Di tengah jalan dia bercerita ke warga setempat, kemudian kisahnya diunggah di Facebook dan viral di media sosial. Setelah kejadian ini viral dan ditangani Polres Nias Selatan, warga setempat mengungkapkan selama ini bocah tersebut tidak tidur di rumah melainkan kandang ayam. Ironisnya, kandang tidak dalam keadaan kosong melainkan terisi ayam ternak.
"Kami sering melihatnya tidur di kandang ini, bukan hanya saya mengatakan ini. Banyak warga yang sering melihat," ujar warga setempat dengan memperlihatkan kandang ayam, Selasa (28/1/2025).
Diketahui, orang tua bocah malang ini telah lama bercerai dan ayah ibunya pergi meninggalkan Pulau Nias untuk merantau. Anak mereka dititipkan ke kakek dan neneknya sejak masih kecil. Dan sejak itu pula, si bocah tidak diperlakukan baik terlebih mendapatkan kasih sayang dari kakek, nenek, tante, dan bapak udanya. Si bocah mendapatkan penderitaan dan penyiksaan setiap harinya. "Kedua orang tuanya telah bercerai dan pergi merantau ke luar Nias. Anak itu dititip ke keluarga dekat orang tuanya," ujar Humas Polres Nias Selatan Bripda M Diwan Hulu.
Tim Polsek Lolowau sedang melakukan pendalaman dengan memeriksa sejumlah saksi yang mengetahui kejadian tersebut. "Kapolres sudah menurunkan tim untuk mendalami kasus ini. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan. Kapolres menegaskan akan mengusut tuntas dan mengungkap fakta sebenarnya," katanya. Usai viral, Kapolres Nias Selatan langsung menjemput anak tersebut dan membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis serta pendampingan psikologis.
Editor : Stefanus Dile Payong