JAKARTA, iNews.id - Banyak keteladanan hidup dicontohkan perwira tinggi TNI AD. Salah satunya datang dari Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat atau RPKAD (cikal bakal Kopassus) periode 1958-1964 Mayjen TNI (Purn) Mung Parahadimulyo.
Mung merupakan salah satu legenda Pasukan Baret Merah. Jenderal bintang dua kelahiran Yogyakarta ini kenyang pengalaman tempur dan berbagai penugasan di medan operasi.
Namun di luar itu, Mung dikenal sebagai sosok bersahaja. Hidupnya lurus dan sederhana. Keteladanan itu diungkapkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Prabowo yang merupakan lulusan lulusan Akabri Darat (kini Akademi Militer) 1974 menceritakan, Mung tidak memiliki pembantu rumah tangga. Karena itu, dia telah bangun pukul 04.30 pagi untuk menyapu dan mengepel rumah sebelum berangkat ngantor.
“Namun yang membuat kita terkesan, Beliau juga melarang istri dan anak menggunakan kendaraan dinas,” kata Prabowo dalam buku biografinya berjudul ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto’, dikutip Rabu (4/8/2021).
Persoalannya, Mung ternyata tak mempunyai kendaraan lain.
“Sehingga anaknya harus jalan kaki ke sekolah, sementara istrinya naik becak kalau hendak belanja,” tutur Prabowo. Potret kesederhanaan lainnya yakni Mung tidak mau disuguhi makanan mewah ketika bertamu. Jamuan itu mesti sama dengan prajurit. Saking tidak mau merepotkan, Mung juga kerap membawa air minum sendiri.
Prabowo menyebut sesungguhnya dia tidak terlalu dekat mengenal Mung. Namun, siapa pun prajurit Baret Merah akan tahu sosoknya karena memang sangat terkenal pada kurun 60-an, 70-an dan 80-an.
Pertemuan pertama dengan Mung terjadi ketika dirinya menempuh pendidikan Akabri di Lembah Tidar, Magelang. Suatu pagi pukul 05.00, terompet di kawah candradimuka prajurit AD itu berbunyi. Itu artinya para Taruna harus senam.
Namun Prabowo dan rekan-rekannya di kompi ternyata baru melangkah ke kamar mandi. Tiba-tiba di depan mereka terlihat sosok berdiri.
Editor : Stefanus Dile Payong