Peningkatan cuaca buruk ini disebabkan adanya aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) kuadran 3 dan daerah pertemuan angin (konvergensi) di wilayah NTT.
MJO kuadran 3 menunjukkan adanya peningkatan konveksi (curah hujan) yang bergerak secara perlahan ke arah Timur di atas Afrika, Samudra Hindia dan beberapa area di subkontinen Hindia.
"MJO berada di posisi kuadran 3 diperkirakan ke depannya akan memberikan dampak peningkatan hujan di wilayah NTT," katanya
Adapun cuaca buruk diperkirakan akan melanda wilayah Kabupaten Sumba Timur, Sumba Barat Daya, Manggarai Barat, Manggarai, Flores Timur, Lembata dan Kabupaten Alor.
Cuaca buruk tersebut berupa terjadinya peningkatan intensitas curah hujan dari sedang hingga lebat yang disertai petir dan tiupan angin kencang berdurasi singkat.
"Hujan sedang dengan intensitas 1,0-5,0 mm/jam atau 5-20 mm/hari. Sedangkan hujan lebat dengan intensitas 10-20 mm/jam atau 50-100 mm/hari," ucapnya.
Kondisi ini berpotensi mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir hingga banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, jalan licin serta kerusakan atap bangunan.
"Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing patut waspada akan potensi longsor dan banjir bandang pada saat terjadi hujan dengan durasi yang panjang," ujar Nenot'ek.
Editor : Stefanus Dile Payong