Dalam operasi tersebut petugas menemukan 10 senjata api serta tiga bahan peledak. Serangan bom di kampus yang beradq di Kota Marawi itu diduga masih terkait dengan operasi militer. Pejabat Angkatan Darat Filipina Gabriel Viray III menyebut serangan di Universitas Negeri Mindanao sebagai aksi teror.
“Saat ini kami berada dalam kewaspadaan tinggi dan pasukan tetap bersiaga sampai menentukan motif dan mengidentifikasi pelaku untuk benar-benar memastikan siapa dalang di baliknya,” kata Viray, dikutip dari Reuters. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengecam serangan tersebut dengan menyebutnya sebagai tindakan keji.
“Saya mengutuk keras tindakan tidak masuk akal dan paling keji yang dilakukan oleh teroris asing. Ekstrimis yang melakukan kekerasan terhadap orang tidak bersalah akan selalu dianggap sebagai musuh bagi komunitas kita,” kata Marcos, dikutip dari Reuters.
Dia meminta warga tetap tenang dan telah menginstruksikan kepolisian nasional dan angkatan bersenjata untuk memastikan perlindungan dan keselamatan warga sipil, terutama kelompok-kelompok yang rentan terhadap serangan. “Yakinlah kami akan menyeret pelaku tindakan kejam ini ke pengadilan,” ujarnya.
Video yang dibagikan Pemerintah Provinsi Lanao del Sur di Facebook, menunjukkan para pejabat militer meninjau lokasi gym. Bangunan tampak masih utuh namun terdapat jejak terbakar di pisat ledakan. Sementara itu kursi-kursi plastik putih berserakan di ruangan. “Serangan teroris terhadap institusi pendidikan juga harus dikutuk karena ini adalah tempat yang mempromosikan budaya perdamaian,” kata Gubernur Lanao del Sur, Mamintal Adiong Jr.
Editor : Stefanus Dile Payong