MALANG, iNewsBelu.id - Muhammad Ruspandi (24) salah satu wisatawan yang hilang terseret ombak di pantai selatan Kabupaten Malang, yakni Pantai Jembatan Panjang, berhasil selamat. Pria yang akrab disapa Pendik ini selamat, setelah sembilan jam lamanya terseret ombak.
Kasatpolair Polres Malang, AKP Totok Suprapto membenarkan informasi penemuan satu wisatawan yang hilang terseret ombak atas nama Muhammad Ruspandi alias Pendik. Ia ditemukan mengapung di lautan dengan jarak 0,586 km atau 0,5 mil dari lokasi kejadian.
"Korban terseret ombak tersebut, ditemukan potensi SAR Pantai Selatan Rescue sekitar pukul 17.30 WIB. Artinya ia mengapung sekitar sembilan jam lebih sejak kejadian," ucap Totok, Sabtu (8/8/2023) malam.
Saat ditemukan korban ditemukan dalam keadaan sehat dan selamat. Pria mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, yang juga merupakan biro perjalanan travel ini langsung dibawa untuk perawatan medis di Pos TNI Angkatan Laut (Posal) Sendangbiru.
"Ia ditemukan mengapung sembilan jam lebih. Alhamdulillah kondisinya sehat," tuturnya. Operasi pencarian di hari pertama sendiri dihentikan sementara, karena hari sudah gelap. Operasi pencarian bakal dilanjutkan pada Minggu (9/7/2023) pagi. Total ada 90 personel gabungan dari unsur SAR, kepolisian, TNI, relawan, dan nelayan setempat yang turut melakukan pencarian.
"Kendalanya cuacanya kurang bersahabat untuk proses pencarian para korban. Yakni hujan, dan ombaknya tinggi. Kami kerahkan personel gabungan kepolisian, TNI, SAR, relawan, dan warga," tandasnya.
Total ada lima orang wisatawan yang hilang terseret ombak. Kejadian ini dilaporkan pada Sabtu (8/7/2023) sekitar pukul 08.00 WIB. Awalnya kedua mahasiswa asal Spanyol bernama Anna, dan Janna mahasiswa asal Swiss, hendak menepi usai melakukan paddle surfing.
Namun karena ombak pasang keduanya tertahan di batu karang besar di tengah lautan. Kemudian tiga orang pemandu wisata dan pemimpin perjalanan, berusaha menolong dengan menyusul ke batu tersebut. Tetapi kelimanya justru tersapu ombak besar dan hingga kini keberadaan empat orang lainnya belum dapat ditemukan.
Editor : Stefanus Dile Payong