Otoritas bandara Nepal menyebutkan ada 15 warga asing dalam penerbangan itu, yakni 5 dari India, 4 warga Rusia, 2 Korea Selatan, serta masing-masing 1 warga Irlandia, Australia, Prancis, dan Argentina. Kecelakaan pesawat tersebut merupakan paling mematikan di Nepal sejak Maret 2018. Saat itu pesawat turboprop US-Bangla Dash 8 jatuh dalam penerbangan dari Dhaka ke Kathmandu.
Kecelakaan itu menewaskan 51 dari 71 orang di dalamnya. Namun jika korban tewas melebihi 51 orang, maka kecelakaan ini menjadi yang paling mematikan di Nepal sejak 30 tahun terakhir. ATR 72 merupakan pesawat turboprop bermesin ganda produksi perusahaan patungan Airbus dan Leonardo Italia. Sebelum kecelakaan ini, Yeti Air memiliki enam pesawat ATR 72-500.
Dilaporkan Online Khabar, pesawat nahas itu adalah 9N ANC ATR 72 yang lepas landas dari Kathmandu menuju Pokhara. Lokasi kecelakaan tak jauh dari bandara Pokhara.
Dari total 72 orang di dalamnya, 68 di antaranya penumpang dan 4 kru. Pilot diketahui bernama Kamal KC. Juru bicara Yeti Air Sudarshan Bartaula mengatakan, upaya pemadaman api masih dilakukan sehingga tak menghambat proses pencarian dan evakuasi korban.
Lokasi jatuhnya pesawat berada di tebing. Kecelakaan pesawat di Nepal kerap terjadi di Nepal karena tantangan kondisi alamnya. Tidak hanya penerbangan domestik, pesawat asing juga pernah jatuh di negara yang berada di pegunungan Himalaya itu.
Editor : Stefanus Dile Payong