3. Serangan Darat, Laut, dan Udara
Inggris menggempur Kota Surabaya pada 10 November 1945 pagi dengan mengerahkan segenap daya dan upayanya, dari darat, laut, dan udara. Serangan pertama ini menimbulkan banyak korban, terutama di kalangan penduduk sipil. Warga dari berbagai penjuru langsung meresponnya. Seorang pemimpin dalam komunitas nonmiliter, KH Hasyim Ashari dengan Resolusi Jihad-nya membangkitkan semangat kalangan santri untuk melawan sekutu. Pemuda, santri, pedagang, petani, mahasiswa, dan berbagai kalangan lainnya tampil dengan penuh keberanian untuk mempertahankan kemerdekaan negara.
4. Bung Tomo, Pembangkit Semangat Juang Rakyat
Bung Tomo hadir sebagai tokoh penting dalam Pertempuran Surabaya melawan sekutu pada 10 November 1945. Dalam pertempuran yang terjadi, Bung Tomo terus mengobarkan semangat kepada mereka yang sedang melawan penjajah. Dalam pidatonya, dia menggunakan bahasa yang emosional dan kuat untuk mendorong warga sipil dan tentara untuk mengambil sebuah tindakan bagi bangsanya. "Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!" kata Bung Tomo untuk membakar semangat rakyat Surabaya.
Artikel ini telah diterbitkan di SINDOnews.com dengan judul "Fakta-fakta Pertempuran 10 November 1945"
Editor : Stefanus Dile Payong