JAKARTA, iNewsBelu.id - Inilah daftar aktor pemeran pahlawan revolusi di film G30S PKI. Sederet nama tersebut merupakan aktor terbaik di masanya yang telah malang melintang di industri perfilman Indonesia. Maka dari itu, tak heran jika mereka dipercaya menjadi pemeran dalam film ‘Pengkhianatan G30S/PKI’ (1984) yang disutradarai oleh Arifin C. Noer. Berkisah tentang Gerakan 30 September 1965 oleh Partai Komunis Indonesia yang membunuh sejumlah pahlawan revolusi, film ini menjadi film sejarah yang paling banyak ditonton di negeri ini.
Pada Orde Baru, film ini bahkan menjadi film yang wajib ditonton oleh masyarakat Indonesia. Beberapa stasiun televisi juga biasanya akan menayangkannya kembali sampai saat ini. Adapun 6 pemain di balik film ‘Pengkhianatan G30S/PKI’ adalah sebagai berikut.
Aktor pemeran pahlawan revolusi di film G30S PKI :
1.Edward Hutapea
Edward Hutapea dipercaya memerankan tokoh Jenderal DI Pandjaitan dalam film ‘Pengkhianatan G30S/PKI’. Penampilannya dalam film tersebut banyak mendatangkan pujian. Padahal, Edward Hutapea sebelumnya merupakan seorang penyanyi. Sama dengan Bambang Sumpeno, tak banyak diketahui jejak sang aktor usai namanya meredup.
2.Pramana Padmodarmaya
Dalam film ‘Pengkhianatan G30S/PKI’, Pramana Padmodarmaya berperan sebagai Jenderal Ahmad Yani. Saat peristiwa mengerikan tersebut, sang jenderal sedang berada di dalam rumah dan diberondong dengan tembakan dari senjata api. Pramana Padmodarmaya mampu membawakan tokoh Jenderal Ahmad Yani yang tegas dan berwibawa dengan sangat baik. Usai tampil mengesankan dalam film G30S/PKI, ia banyak mendapatkan tawaran bermain film, termasuk ‘Ada Apa Dengan Cinta’ (2002).
3.Moertri Purnomo
Dalam film ‘Pengkhianatan G30S/PKI’, Moertri Purnomo berperan sebagai Mayjen S. Parman. Ia dikisahkan sebagai sebagai anggota Dewan Jenderal yang akan mengudeta Presiden Soekarno. Di industri perfilman Indonesia, ia termasuk aktor yang kerap membintangi film-film populer. Salah satu film yang pernah ia bintangi adalah film ‘The Rainmaker’ dengan judul asli ‘Impian Kemarau’ pada tahun 2004.
Editor : Stefanus Dile Payong