Langkah kedua, kata Agung, adalah perbedaan nalar mayoritas partai atas Pilpres 2024 penting untuk diadaptasi PDIP agar tak ketinggalan kereta. Apabila PDIP ingin menang 3 kali berturut-turut dalam Pileg dan Pilpres, maka strategi politiknya harus terintegrasi.
Artinya strategi coattail effect yang dimiliki Ganjar perlu segera dieksekusi bila ia capresnya. Namun sebaliknya jika Puan yang dimajukan, maka perlu rekayasa politik (political engineering) untuk menyederhanakan koalisi yang ada, sehingga capres-cawapres yang muncul bisa diatasi saat berkontestasi.
"Jangan sampai Pemilu 1999 terulang kembali, di mana saat itu PDIP menang Pileg, namun kalah Pilpres karena Presiden yang terpilih saat itu adalah Abdurrahman Wahid (Gus Dur)," katanya.
Langkah ketiga, Megawati Sukarnoputri perlu bersikap tegas menertibkan beragam manuver yang terjadi menjelang Pilpres 2024, sebelum ia bulat dengan keputusannya memilih Capres PDIP. Sebab, bila muncul standar ganda dalam merespons manuver relawan politik Puan atau Ganjar, maka dampaknya bisa semakin dalam membelah partai baik secara eksternal dan internal.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Kamis, 22 September 2022 - 16:52 WIB oleh Puguh Hariyanto dengan judul "Dewan Kolonel dan Dewan Kopral Jadi Babak Baru Puan Vs Ganjar | Halaman 2". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://nasional.sindonews.com/read/892317/12/dewan-kolonel-dan-dewan-kopral-jadi-babak-baru-puan-vs-ganjar-1663837766/10
Editor : Stefanus Dile Payong