"Saat dalam perjalanan, saya lihat kondisinya menurun, karena terlihat beberapa kali dia bilang ke ibunya kalau tidak sampai dia minta maaf ke orang tuanya," imbuh Maryani. Namun, nyawanya tidak bisa tertolong lagi, beberapa saat setelah mendapatkan perawatan di RSUD Kolonel Abunjani Bangko.
"Kalau darah tidak terlalu banyak keluar. Tapi, tadi saya tanya dokter yang menangani, kata mereka pembuluh darahnya pecah ke dalam. Jadi darahnya masuk ke dalam tubuh," katanya.
Sementara, Ketua Lembaga Adat Desa Sungai Tebal, Yurani mengatakan, kejadian tersebut terjadi dalam lingkungan sekolah korban. "Yang kami tahu anaknya baik, kalau ada masalah saya rasa tidak mungkin. Karena dia murid yang pintar. Jugo dak pernah neko-neko almarhum itu," tandasnya. Dia pun mengaku, belum mengetahui penyebab kejadian itu, karena kejadianya dalam lingkungan sekolah. Dirinya juga sangat menyayangkan terjadi penusukan tersebut. Dia menilai adanya kelalaian yang dilakukan guru dan pihak sekolah.
"Seharusnya guru harus tahu kalau ada murid yang membawa senjata tajam. Belum sempat penanganan korban sudah meninggal sekitar pukul 14.00 wib tadi," sebutnya Yurani yang juga tetangga korban.
Editor : Stefanus Dile Payong