Bahkan, sekelompok oknum militer di Sumatera Utara yang kecewa dengan pusat pernah melakukan penyelundupan senjata. Mereka melakukan penyelundupan senjata untuk melawan pemerintah pusat dengan membentuk Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PPRI) yang tujuannya untuk melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ujian pertama sebagai polisi dihadapi saat Hoegeng bersama keluarganya tiba di Pelabuhan Belawan, Medan. Saat itu, seorang pengusaha keturunan China bertubuh gemuk menyambut kedatangan Hoegeng bersama keluarga.
Seorang pengusaha itu mengaku sebagai ketua "Panitia Selamat Datang", panitia yang khusus dibentuk oleh sejumlah pengusaha Medan untuk menyambut kedatangan Hoegeng. Pengusaha itu memberitahukan bahwa mereka sudah menyediakan rumah dan kendaraan untuk Hoegeng dan keluarganya selama bertugas di Medan. Bahkan, para panitia penyambutan sudah menyiapkan sebuah hotel untuk Hoegeng dan keluarga. Namun, Hoegeng menolak secara halus dengan menyatakan supaya barang tersebut disimpan saja dulu. Demikian juga tawaran mengantarnya ke sebuah hotel. Kata Hoegeng kala itu, jika memang diperlukan, dia akan segera menghubungi. Kemudian, pengusaha itu menitipkan kartu nama.
Hoegeng juga menceritakan tentang hal yang sama kepada Soedharto Martopoespito atau Dharto, yang pernah menjadi Sekretaris Hoegeng saat menjabat Menteri/Sekretaris Presidium Kabinet pada periode Maret 1966 hingga Juli 1966. Hoegeng sebagai polisi tetap bersikap profesional dan menjaga integritas. Saat tiba di rumah dinasnya, Jalan A. Rivai, Medan, Hoegeng mendapat kiriman sejumlah barang perabotan rumah tangga seperti mesin cuci, kulkas, mesin jahit dari para pengusaha Medan. Berbagai perabotan itu sudah ada di dalam rumah dinasnya. Awalnya, Hoegeng menolak secara halus agar si pengirim barang segera mengambilnya kembali barang-barang tersebut. Jika tidak diambil, Hoegeng akan mengeluarkannya dari rumah.
Si pengusaha tetap bersikeras tak mau mengambilnya. Hoegeng pun mengancam akan mengeluarkannya. Akhirnya, Hoegeng mengeluarkan sendiri barang-barang tersebut karena tak diambil juga oleh pengusaha.
Editor : Stefanus Dile Payong