MANGGARAI BARAT - Labuan Bajo kini memiliki destinasi wisata baru berbasis budaya di Kampung Kaper, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Obyek wisata ini melibatkan partisipasi hampir semua kalangan masyarakat, termasuk generasi muda atau milenial. Lokasinya berada di pinggir jalan Trans Flores dan hanya berjarak sekitar 2,4 Km dari pusat kota Labuan Bajo. Pembukaan destinasi wisata baru ini ditandai dengan peluncuran "Sanggar Kope Oles Todo Kongkol" di halaman Rumah Adat (Mbaru Gendang) Kaper.
Peresmian menampilkan atraksi budaya berupa berbagai tarian adat seperti tarian caci (tari perang orang Manggarai), permainan khas orang Manggarai (rangkuk alu), tarian dan nyanyian melingkar (danding), tarian kontemporer kreasi anak muda, dan sejumlah atraksi budaya lainnya. Atraksi budaya ini disuguhkan bagi para pengunjung yang juga terdiri dari wisatawan Nusantara dan mancanegara yang sedang berkunjung ke Labuan Bajo. Beberapa produk UMKM lainnya yang dihasilkan warga Desa Golo Bilas juga turut dihadirkan seperti topi rea (peci anyam), tenun manggarai, minuman herbal, nasi khas manggarai (nasi kolo) dan ragam kuliner lainnya.
Wakil Bupati Manggarai Barat, dr. Yulianus Weng berharap Sanggar Kope Oles Todo Kongkol dapat semakin melestarikan budaya Manggarai salah satunya dengan pariwisata.
Dia menyebut perkembangan pariwisata boleh pesat, tapi tidak boleh meruntuhkan atau menghilangkan atau menggerus nilai-nilai budaya yang sudah ada, bertumbuh, berkembang, dan hidup di tengah masyarakat.
"Apa yang kita buat hari ini adalah bukti bagaimana mayarakat menyambut Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dan ini menjadi sarana melestarikan budaya. Selamat atas diresmikannya Sanggar Budaya Kope Oles Todo Kongkol!" ujarnya dikutip Selasa (28/6/2022).
Sementara Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina menyampaikan bahwa masyarakat Kaper pada dasarnya sudah memiliki jiwa hospitality. Oleh karena itu dengan sedikit dorongan, maka semuanya dapat dikemas dengan baik. Hal ini berdasarkan hasil melihat beberapa kolaborasi dan pertemuan yang telah dilakukan oleh BPOLBF bersama masyarakat Desa Golo Bilas. Terutama melihat bagaimana keterlibatan anak-anak muda dalam Sanggar Kope Oles Todo Kongkol adalah bukti bahwa apa yang sudah dan telah dirintis oleh Desa akan terus dilestarikan.
"Saya lihat Desa Golo Bilas sebenarnya sudah punya produk UMKM, hospitality, kesiapan SDM dan hanya butuh sedikit trigger atau dorongan. Sudah ada tamu juga yang datang, bahkan ada yang ikut berlatih memainkan gendang sampai pagi," ujarnya. "Jadi pada dasarnya, hospitality atau kemampuan untuk melayani, berkolaborasi, dan keterbukaan masyarakat Kaper sudah sangat luar biasa, terutama keterlibatan anak muda yang kita semua bisa lihat hari ini" ujar Shana. Sementara itu, Ketua Sanggar Kope Oles Todo Kongkol, Adrianus Taur mengatakan bahwa sanggarnya adalah tanda persatuan seluruh masyarakat Kaper untuk melestarikan budaya di DPSP Labuan Bajo.
"Hari ini adalah sejarah Kampung Kaper, yang memberi tanda bahwa kita bersatu padu membangun budaya di Kota Super Prioritas Labuan Bajo. Kehadiran Sanggar Kope Oles Todo Kongkol ini adalah kerinduan kami utamanya untuk melestarikan dan belajar budaya. Sehingga bisa dengan mudah kami wariskan ke anak cucu kami," katanya. Dia menyatakan, bagi wisatawan maupun masyarakat yang ingin ikut melestarikan budaya Manggarai bisa datang ke Rumah Gendang setiap malam minggu untuk melihat dan bisa turut serta berlatih bersama.
Sebagai bentuk dukungan terhadap kearifan lokal pada 20 Mei 2022 lalu, BPOLBF menyerahkan beberapa perangkat budaya berupa gong dan gendang kepada warga Kaper untuk membantu terus melestarikan warisan budaya.
Editor : Stefanus Dile Payong