Mengenal Sejarah Kabupaten Belu, Wilayah Perbatasan RI–Timor Leste Sejak Zaman Kerajaan

Evan pay
Kabupaten Belu, Wilayah Perbatasan RI–Timor Leste Sejak Zaman Kerajaan. Foto: Ilustrasi

BELU, iNewsBelu.id - Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), memiliki sejarah panjang sebagai wilayah strategis di Pulau Timor. Daerah yang kini dikenal sebagai kawasan perbatasan Indonesia–Timor Leste ini telah memainkan peran penting sejak masa kerajaan adat hingga era Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Nama Belu berasal dari bahasa Tetun, bélu, yang berarti sahabat atau sekutu. Penamaan ini mencerminkan kuatnya nilai persatuan dan hubungan kekerabatan antarsuku yang telah hidup dan berkembang di wilayah tersebut sejak ratusan tahun lalu.

Sebelum kedatangan bangsa Eropa, Belu merupakan wilayah yang terdiri dari sejumlah kerajaan adat atau liurai. Salah satu yang paling berpengaruh adalah Kerajaan Wehali, yang dikenal sebagai pusat kekuasaan adat dan spiritual di Pulau Timor. Selain Wehali, terdapat pula kerajaan-kerajaan lain seperti Fialaran, Dirma, Manlea, dan Lamaknen yang membentuk tatanan sosial masyarakat Belu pada masa itu.

Memasuki abad ke-16, bangsa Portugis mulai datang ke Pulau Timor untuk berdagang kayu cendana sekaligus menyebarkan agama Katolik. Pengaruh Portugis meninggalkan jejak kuat dalam kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat Belu, yang hingga kini masih dapat ditemukan dalam tradisi dan budaya lokal.

Editor : Stefanus Dile Payong

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network