Dia menambahkan, posisi Pertamina dalam Fortune Global di wilayah Asia Tenggara berada di peringkat lima. Sedangkan di Asia, Pertamina berada di peringkat 105 dari 227 perusahaan. “Pertamina juga merupakan perusahaan peringkat 12 dari 24 perusahaan yang dipimpin Female CEO dan satu-satunya di kategori Petroleum Refining yang dipimpin Female CEO,” ujar Nicke. Pada 2021, Pertamina mencatatkan pendapatan sebesar 57,51 miliar dolar AS naik dibanding tahun sebelumnya sebesar 41,47 miliar dolar AS. Laba bersih perseroan tercatat sebesar 2,04 miliar dolar AS atau Rp29,3 triliun, naik hampir dua kali lipat dibanding 2020 sebesar 1,05 miliar dolar AS atau Rp15,3 triliun. Tak hanya bertengger di peringkat global dalam Fortune 500, pada September 2021, Pertamina juga menerima ESG Risk Rating 28,1 atau pada risiko sedang. Penilaian global itu telah menempatkan Pertamina sebagai peringkat ke-15 dari 252 perusahaan dunia di industri migas serta posisi delapan di sub-industri integrated oil and gas.
"Hal ini merupakan pengakuan global atas komitmen dan effort Pertamina memimpin transisi energi, dekarbonisasi mendukung net zero emission Indonesia tahun 2060 dan pencapaian potensi sumber daya terbarukan di Indonesia dalam rangka pertumbuhan berkelanjutan," tuturnya.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait