KENDARI, iNews.id - Pebulu tangkis ganda putri peraih medali emas di ajang Olimpiade Tokyo 2020, Apriani Rahayu pulang kampung ke Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (27/8/2021).
Kedatangan Apriani Rahayu di Bandara Haluoleo disambut keluarga dan sejumlah pejabat daerah. Apriyani disambut dengan pengalungan bunga dan kain tenun khas Sultra.
Dari Bandara Haluoleo, Apriani Rahayu singgah ke rumah jabatan Gubernur Sultra Ali Mazi di Aula Merah Putih.
Di hadapan gubernur, Apriani Rahayu mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan warga Sulawesi Tenggara yang telah memberikan dukungan kepadanya, sehingga dapat mencapai apa yang selama ini di cita-citakannya yakni meraih medali emas.
“Saya mengucapkan terima kasih atas semua dukungan yang telah diberikan kepada saya,” ucapnya.
Apriyani juga berharap agar pemuda-pemudi Sultra dapat mengikuti jejaknya untuk bisa mengharumkan nama daerah.
“Mari berjuang bersama di kancah olah raga baik itu bulu tangkis maupun olah raga lainnya,” katanya.
Gubernur Ali Mazi mengatakan, sebagai bentuk apresiasi atas prestasi dan telah mengharumkan nama daerah, Pemprov Sultra memberikan hadiah kepada Apriani Rahayu dengan sebuah mobil baru.
“Saya berikan hadiah ini (mobil) karena Apriyani Rahayu telah mengangkat nama baik daerah Sultra ke kancah nasional maupun internasional,” katanya.
Diketahui, ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu rebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Mereka mengalahkan duo China Chen Qingchen/Jia Yifan pada final 21-19 dan 21-15 di Musashino Forest Sports Plaza, Senin (2/8/2021) siang WIB.
Greysia/Apriyani tampil menggebrak di awal game pertama. Pasangan peringkat enam dunia itu bahkan sempat unggul 4-1.
Hebatnya mereka bisa mempertahankan konsistensi dan memperlebar jarak menjadi 7-4. Greysia/Apriyani akhirnya memimpin saat interval 11-8.
Keberhasilan Greysia/Polii di partai final kali ini sekaligus menjadi raihan medali emas pertama untuk wakil Indonesia di ajang Olimpiade 2020. Sebelumnya, wakil Merah Putih merah tiga emas dari cabor angkat besi dengan rincian satu perak dan dua perunggu.
Editor : Stefanus Dile Payong