Jadi Sorotan Publik Apakah Hercules Berani Melawan Dedi Mulyadi?

JAKARTA, iNewsBelu.id - Pimpinan Ketua Umum GRIB Apakah berani melawan Dedi Mulyadi? Pertanyaan ini muncul dibenak publik menyusul sejumlah pernyataan Ketua umum Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Hercules yang menjadi sorotan.
Baik Dedi Mulyadi maupun Hercules merupakan dua tokoh yang sedang banyak sorotan publik. Dedi dengan gebrakannya dan Hercules lewat pernyataannya.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan melalui platform media sosial, Hercules mengklaim memiliki kemampuan untuk mengerahkan hingga 50.000 anggota GRIB Jaya untuk mendatangi Gedung Sate, Kantor Gubernur Jawa Barat.
"Saya punya anak buah di Jawa Barat itu ada hampir 500.000. Kalau saya suruh 50.000 orang datang ke Gedung Sate, bagaimana Dedi Mulyadi?," kata Hercules dalam sebuah video yang diunggah di media sosial dikutip Jumat (2/5/2025).
Pernyataan ini keluar menyusul kebijakan Dedi Mulyadi yang membentuk Satuan Tugas Antipremanisme di Jabar. Gebrakan ini dinilai sebagai tindakan tidak menghargai peran ormas dalam pembangunan daerah.
Hal serupa pernah disampaikan pengacara kondang Razman Nasution yang mewakili GRIB Jaya. Dia meminta agar Dedi Mulyadi tak mengganggu ormas.
"Kang Dedi, pesan ketua umum kami, kami tidak pernah ganggu Anda, ormas lain juga tidak pernah ganggu Anda," kata Razman didampingi Ketua DPD GRIB Jaya Sumut Samsul Tarigan dalam jumpa pers yang digelar di Kota Medan, Selasa (22/4/2025) sebagaimana dilansir akun instagram @Razmannasution71.
"Jadi jangan ganggu ormas! dan jangan ganggu kami!," katanya.
Razman mengungkapkan alasan ultimatum dilayangkan agar Dedi Mulyadi tidak memicu kekacauan yang bakal terjadi.
"Ini murni peringatan agar tidak terjadi kekacauan yang (dipicu) karena Anda!," ujar Razman dengan nada tinggi.
"Kalau bicara ketua umum kami Pak Hercules, kami sudah sangat paham. Jadi Kang Dedi, Pak Dedi, ini tolong sudah dikomentari (Hercules)," ucapnya lagi.
Profil Hercules Ketua Umum GRIB Jaya
Hercules merupakan pimpinan organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya yang menjabat sebagai ketua umum. Dia bernama lengkap Hercules Rosario de Marshall.
Hercules tercatat sempat membantu operasi militer di Timor Timur pada 1970-an. Dikutip dari New Mandala, dia menjadi yatim piatu setelah orang tuanya tewas dalam serangan udara di Ainaro pada 1978.
Hercules bertugas sebagai kurir peralatan untuk membantu TNI dalam operasi militer itu. Dia bahkan kehilangan satu mata dan tangan dalam baku tembak dengan Angkatan Bersenjata untuk Pembebasan Nasional Timor Timur atau Falintil.
Dia bersama rekannya sesama pemuda Timor Timur tiba di Jakarta pada akhir 1980. Semula, dia diberi pekerjaan untuk membuat suku cadang listrik.
Namun pekerjaan itu ditinggalkan. Dia lalu pindah ke kawasan Tanah Abang hingga menjadi salah satu tokoh di sana. Pada 2022, Hercules diangkat menjadi staf ahli Perumda Pasar Jaya.
Tentang GRIB JAYA
GRIB Jaya merupakan ormas bentukan Hercules sejak 2011. Dikutip dari laman DPD GRIB Jaya Jawa Tengah, GRIB Jaya dibangun untuk menjunjung tinggi demokrasi yang sehat, dengan mengedepankan nilai-nilai kejujuran, keadilan, kompetisi yang sehat dan partisipatif.
Organisasi ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas. Saat ini, GRIB Jaya memiliki 278 Dewan Pimpinan Daerah (DPD), 225 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan 529 pimpinan Anak Cabang (PAC) yang tersebar di berbagai daerah.
Dedi Mulyadi Bentuk Satgas Antipremanisme
Dedi Mulyadi sebelumnya melontarkan pernyataan dan rencana pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Antipremanisme di wilayah Jawa Barat. Pembentukan satgas tersebut sebagai respons maraknya kasus premanisme hingga tindakan intimidatif hingga pungli yang dilakukan ormas atau LSM yang kerap viral.
Ormas GRIB Jaya Jabar merasa tersinggung dengan ucapan Dedi Mulyadi yang menyebutkan ormas hingga LSM kerap melakukan intimidasi terhadap masyarakat.
Menanggapi hal itu, Dedi Mulyadi menegaskan dia saat ini lebih memilih untuk fokus bekerja menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat Jabar.
Dedi Mulyadi juga mengaku tak mampu jika setiap orang harus ditangani satu-satu, mengingat begitu banyaknya rakyat di Jabar.
"Rakyat Jawa Barat itu banyak. Tugas saya hari ini adalah bekerja untuk rakyat," kata Dedi Mulyadi di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (19/4/2025).
"Kalau setiap orang harus ditangani satu-satu, habis energi kita untuk meladeni orang ngomong," katanya lagi.
Di sisi lain, Dedi Mulyadi mengaku tidak terlalu mengambil pusing soal tudingan-tudingan di media sosial perihal kinerja dan kebijakan yang dia buat.
"Kalau ada orang yang mengajak berbagai hal di media sosial, yang melayaninya cukup netizen, enggak usah saya," ucapnya.
Respons Dedi Mulyadi soal Ancaman
Dalam unggahan akun YouTubenya, Dedi menyampaikan permohonan maaf apabila setiap hari membuat kegaduhan dengan berbagai langkah dan kebijakan yang tentunya banyak yang tidak menyukainya.
"Banyak yang secara terbuka melakukan autokritik dan saya menerima kritik itu dengan baik karena sahabat yang baik adalah sahabat yang mengingatkan," ujarnya.
Dedi juga menegaskan tidak pernah takut dengan ancaman.
"Saya tidak akan pernah mendengarkan ancaman dari siapa pun kalau itu mengganggu kinerja saya. Saya akan mendengarkan kritik siapa pun kalau itu bermanfaat bagi kepentingan masyarakat Jawa Barat," ucapnya baru-baru ini.
Editor : Stefanus Dile Payong