SURABAYA, iNews.id - Gadis Surabaya CL (14) dibawa kabur dan diduga dicabuli PJ (21), pemuda yang dikenalnya lewat Facebook. CL dilaporkan dibawa kabur PJ lebih dari satu bulan, tepatnya pada Kamis (3/2/2022). Pada Jumat (4/2/2022), orangtua korban berinisial MI (54) melapor ke polisi.
Sembari menunggu kinerja kepolisian, MI terus mencari anaknya. Hingga dia mendengar anaknya tengah berada di Blitar. MI lalu menginformasikan temuannya itu ke polisi.
"Kami berterima kasih kepada orang tua korban yang sudah membantu pengungkapan kasus ini. Kami juga mengapresiasi sikap proaktif orang tua korban," kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana di Mapolrestabes Surabaya, Senin (21/3/2022).
Mirzal mengungkapkan, perkara ini bermula ketika PJ dan CL berkenalan lewat media sosial Facebook. Setelah itu keduanya berpacaran. Pada Kamis (3/2/2022) sekitar pukul 14.00 WIB, PJ dan CL janjian untuk bertemu di Jalan Kalijudan surabaya. Keduanya lantas menginap di kos di Jalan Gubeng Lama Surabaya. Hingga Senin (28/2/2022) PJ diduga melakukan persetubuhan sebanyak 12 kali terhadap korban.
Lalu pada Selasa (1/3/2022) CL diajak oleh tersangka PJ pergi ke Blitar dan tinggal di paman tersangka di Kesamben - Blitar. PJ mengaku ke pamannya bahwa dia dan CL adalah suami istri. Untuk menyambung hidup, PJ bekerja di salah satu toko sembako sebagai kuli angkut, setelah mendapat informasi dari MT, temannya.
Pada Jumat (11/3/2022), PJ meninggalkan korban CL sendirian di rumah saudaranya tanpa pamit. Sekitar pukul 24.00 WIB, MT teman PJ, mendatangi dan mengajak korban ke rumah saudaranya untuk menawarkan jasa mencari keberadaan PJ. Namun ditengah perjalanan, CL disetubuhi secara paksa oleh MT. CL dicabuli di sebuah warung mie ayam sebanyak dua kali.
"Untuk tersangka MT kasusnya kami limpahkan ke Polres Blitar,” kata Mirzal. Sementara itu, Dinas Pendidikan Surabaya yang diwakili staf peserta didik sekolah menengah Yoyok Hadi Saputro mengatakan, pihaknya akan memberikan pendampingan pada CL. Pihaknya juga akan memantau CL melalui guru Bimbingan Penyuluhan (BP).
“Kami akan fasilitasi korban agar sekolah kembali. "Kami dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya akan memfasilitasi korban agar bisa kembali sekolah," katanya.
Editor : Stefanus Dile Payong