get app
inews
Aa Text
Read Next : Perlintasan Ditutup saat Paus Fransiskus Pimpin Misa di Dili Pangkogabwilhan Tinjau PLBN Mota'ain

Bapa Paus Fransiskus Bilang Mungkin Tak Bisa Bertahan, Garda Swiss Gelar Latihan Upacara Pemakaman

Jum'at, 21 Februari 2025 | 14:35 WIB
header img
Garda Swiss dilaporkan telah melakukan latihan upacara pemakaman terkait kondisi Paus Fransiskus (Foto: MPI)

VATICAN CITY, iNewsBelu.id - Garda Swiss, pasukan pengamanan Paus Fransiskus, dilaporkan telah melakukan latihan upacara pemakaman terhadap pemimpin Gereja Katolik dunia tersebut. Paus sebelumnya mengungkap bahwa dia mungkin tak akan bertahan setelah didiagnosis menderita pneumonia di kedua paru-paru. 

Surat kabar Swiss, Blick, mengutip keterangan sumber pejabat, melaporkan para personel Garda Swiss telah diperintahkan untuk siaga setiap saat.

Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli, Roma, Italia, sejak Jumat pekan lalu setelah mengeluhkan nyeri dada yang parah. Dia sempat menolak seruan untuk dirawat karena kondisinya yang terus memburuk.

Dokter awalnya mendiagnosis Paus dengan infeksi pernapasan yang kompleks, sehingga memintanya untuk istirahat total.

Pemerintah Takhta Suci Vatikan pada Selasa lalu mengonfirmasi bahwa Paus menderita pneumonia berdasarkan hasil pemindaian CT scan, di samping bronkitis, sehingga harus mengonsumsi antibiotik kortison.

"Tes laboratorium, rontgen dada, dan kondisi klinis Bapa Suci menunjukkan gambaran yang kompleks," bunyi pernyataan Vatikan. 

Selain itu petugas medis menjelaskan, Paus menderita infeksi saluran pernapasan polimikroba. Campuran virus, bakteri, dan kemungkinan organisme lain telah berkoloni di saluran pernapasan menyebabkan pneumonia ganda. Infeksi tersebut menjadi perhatian khusus karena Paus telah menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya beberapa tahun lalu.

Dua orang dekat mengatakan kepada portal berita Amerika Serikat Politico, mereka dibisiki oleh Paus mungkin tidak akan bisa bertahan kali ini.

Paus pernah mengatakan telah mempersiapkan makam, namun lokasinya tidak di dalam Vatikan, melainkan negara lain. Dia juga sudah menyiapkan peti mati. Ini berbeda dengan tradisi Vatikan bahwa seorang pemimpin Katolik dunia akan dimakamkan di tempat khusus, juga menggunakan peti khusus.

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut