ATAMBUA, iNewsBelu.id - Ribuan umat muslim di Kabupaten Belu perbatasan Indonesia timor leste pagi tadi melaksanakan shalat id idul adha 1445 hijriah tahun 2024 secara bersama dilapangan umum kota atambua, Kabupaten Belu Nusa Tenggraa Timur.
Dalam pesan iman yang disampaikan dalam perayaan ibadah idul adha ini umat umat muslim diajak untuk meneladani hidup nabi ibrahim dan saling mengasihi tanpa harus melihat satu sama lain.
Suasana khusuk menyelimuti ribuan umat muslim di perbatasan kabupaten belu melaksanakan shalad id idul adha 1445 H di lapangan umum kota Atambua Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur, Senin pagi, 17/06/2O2.
Sejak pagi ribuan umat ini berbondong -bondong datang ke tengah lapangan untuk mengikuti shalat idul adha.
Dalam khotbahnya imam mengajak umat muslim di wilayah perbatasan ini memaknai arti dari perayaan idul adha untuk terus saling menghargai dan menghormati untuk hidup rukun dan saling menghormtai satu sama lain terutama kedua orangtua dengan meneladani nabi ibrahim karena baginya orangtua merupakan sumber kebahagiaan bagi umat manusia.
Ketua majelis ulama Indonesia Kabupaten Belu Abdullah Balajam mengatakan makna perayaan idul adha 1445 H merupakan satu makna pengorbanan diri terhadap Tuhan dan juga sesama oleh karena itu dengan makna perayaan kali ini dapat memberikan motivasi dan juga harapan baru bagi setiap umat muslim agar selalu hidup rukun dan selalu menjadi contoh bagi sesama.
"Puji Tuhan karena hari ini kami umat muslim di wilayah kabupaten Belu perbatasan Indonesia Timor Leste masih diberikan kesempatan unutk boleh merayakan sholad id idul adha 1445 H, dalam keadaan yang sehat, dalam kesempatan ini semua umat muslim diajak untuk hidup berdampingan dan selalu saling menghormati satu sama lainnya," ungkap Abdullah.
Abdullah juga menambahkan selain orangtua para umat muslim juga di ajak juga memuliakan anak yatim piatu tanpa harus melihat siapapun dia.
Seluruh masyarakat di perbatasan Indonesia Timor Leste juga diajak menjunjung tinnggi toleransi beragama di tengah keberagaman demi merawat keutuhan bangsa dan negara.
Editor : Stefanus Dile Payong