ATAMBUA, iNewsBelu.id - Tingginya anggaran yang dikeluarkan pemerintah pusat untuk merubah dunia pendidikan, sepertinya belum sepenuhnya dinikmati oleh semua siswa -siswi di tanah air.
Hal ini sama seperti yang dirasakan oleh siswa siswi SDI Sabulmil, di desa Lakmaras, Kecamatan Lamaknen Selatan Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Bagaimana tidak sudah lebih dari 5 tahun para siswa ini terpaksa bersekolah didalam bangunan reot layaknya kandang ternak,meski demikian semangat dan antusias anak - anak tidak pernah pudar untuk mendapatkan pelajaran.
Berlantaikan tanah dan batu serta berlindung dibalik dinding kayu seadanya, inilah potret pendidikan puluhan siswa - siswi SDI Sabulmil, di desa Lakmaras, Belu, NTT.
Minimnya sarana pendidikan didukung dengan jarak yang jaih antara sekolah dengan pemukiman warga membuat para siswa knj terpkasa mengginakan bangun swadaya swadanya untuk bisa mendapatkan pelajaran demi mearib masa depan mereka yang lebih baik.
Tidak ada pilihan lain selain pasrah dan menerima keadaan karena hanya ini satu- satunya tempat yang mereka miliki, meskipun dengan kondisi yang tidak pantas dan juga tidak layak, namun demi masa depan para siswa dan juga guru - guru begitu ceria dan semangat melakukan kegiatan belajar mengajar.
Memiliki dua ruang kelas dan beberapa buah kursi dan meja, bangunan sekolah ini menampung 26 siswa mulai dari kelas 1 hingga kelas 5 SD dan dibantu oleh 2 orang guru komite dan 1 guru P3K.
Melani salah satu siswi SD Kelas 5 mengatakan dirinya sangat senang karena bisa bersekokah mwskioum dengan kondisi seadanya, karena bagi mereka pendidikan adalah kunci masa depan yamg lebih baik.
"Kami sangat senang karena kami bisa bersekolah meskipun dengan keadaan yang serba kekurangan," ungkap Melani.
Sekolah induk kami jauh dan karena jauh kami tidak pergi sekolah, namun dengan adanya bangunan ini kami bisa sekolah.
"Sekolah kami sangat jauh, dan kami tidak kesekokah, namun dengan adanya sekolah ini kami merasa sangat terbantu, kepada teman - teman saya berharap agar selalu semangat san rajin belajar," Katanya.
Editor : Stefanus Dile Payong