JAKARTA, iNewsBelu.id - Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menyebabkan kenaikan harga sejumlah komoditas, termasuk minyak mentah. Dengan terlibatnya Iran, sebagai salah satu produsen terbesar di OPEC, menyerang Israel secara langsung maka harga minyak mentah diprediksi bisa menembus lebih dari 100 dolar AS per barel. Serangan yang dimulai Iran ke Israel pada akhir pekan ini dapat memicu kenaikan harga minyak mentah.
“Tidak seorang pun ingin kekurangan menjelang akhir pekan. Jika konflik meningkat selama akhir pekan, penjual akan kehilangan kendali ketika mereka memulai pada hari Senin," ujar Direktur Pelaksana Velandera Energy Partners, Manish Raj dikutip dari MarketWatch, Minggu (14/4/2024). Raj menambahkan, salah satu senjata rahasia Iran adalah kemampuan untuk memblokir Selat Hormuz. Jalur laut antara Teluk Persia dan Teluk Oman merupakan titik transit minyak terpenting di dunia, menurut Badan Informasi Energi (EIA).
Pada paruh pertama 2023, aliran minyak di negara ini rata-rata mencapai 21 juta barel per hari, yaitu sekitar 21 persen dari konsumsi minyak bumi dan cairan global. Manajer Portofolio Senior di Tortoise, Rob Thummel menuturkan, persediaan minyak global sudah berada pada tingkat rendah.
“Pasar minyak global diperkirakan akan kekurangan pasokan pada kuartal kedua dan ketiga 2024, sehingga gangguan pada pasokan minyak global dapat menyebabkan persediaan minyak semakin menurun,” ucap Thummel.
Adapun, serangan udara pada 1 April terhadap konsulat Iran di Suriah, yang dianggap Teheran dikaitkan dengan Israel, menewaskan tujuh perwira militer Iran dan memicu aksi balas dendam. Sejak dimulainya perang di Gaza pada awal Oktober 2023, terjadi peningkatan tensi antara Israel dan militan Hizbullah dukungan Iran yang berbasis di Lebanon. Hamas, yang memerintah Gaza dan melancarkan serangan pada 7 Oktober di Israel selatan, juga didukung oleh Iran.
Editor : Stefanus Dile Payong