FLORES TIMUR, iNewsBelu.id - Novita Diliana Uba Soge meninggal dunia saat proses bersalin di RSUD Dr. Hendrikus Fernandes, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Bayi yang dilahirkan bernama Maria Fatima juga menemui ajal. Kisah kematian sang ibu dan anak itu sempat viral.
Suami Novita, Paulus Wura Lopi syok berat menerima takdir kepergian sang istri dan bayinya. Ia sempat emosi di rumah sakita karena menilai kematian orang dicintainya itu diduga karena kelalaian medis.
Kejadian bermula dari 2 Maret 2024 saat Novita yang sudah hamil besar bersama suaminya memeriksakan jadwal partus atau persalinan di PKM Lambunga. Dari hasil pemeriksaan USG, korban diperkirakan akan partus dalam enam hari ke depan. Setelah mendapat keterangan tersebut, Novita dan suaminya kembali ke rumah mereka di Desa Muda, Kecamatan Klubagolit, Flores Timur, sekitar 2 kilometer dari PKM Lambunga.
Tapi, sudah lima hari Novita tak ada tanda-tanda partus. Akhirnya pada 8 Maret 2024, Novita dan suaminya kembali ke PKM Lambunga untuk berkonsultasi. Dokter yang bertugas di PKM Lambunga menyarankan agar Novita segera dirujuk ke RSUD Dr. Hendrikus Fernandes, Larantuka. Dua hari kemudian, Novita dan suaminya berangkat ke Larantuka dengan tujuan pemeriksaan lebih lanjut.
Pada 10 Maret 2024, Novita dan suaminya melakukan pemeriksaan USG ke dokter ahli kandungan RSUD Larantuka. Dari hasil pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa kondisi ibu dan bayi dalam keadaan normal atau sehat. Dokter menyarankan untuk pulang dan jika sampai 13 Maret, belum juga ada tanda-tanda melahirkan, maka Novita diarahkan untuk segera kembali ke RSUD Larantuka guna mendapatkan upaya medis. Pada hari itu juga, Novita dan suami kembali ke Pulau Adonara, Desa Muda, Kecamatan Klubagolit.
Menunggu sampai 13 Maret, korban belum juga mengalami tanda–tanda akan melahirkan. Paulus Wura bersama Novita langsung mengurus surat rekomendasi dari desa serta surat rujukan dari PKM Lambunga ke RSUD Larantuka. Besok harinya, keduanya berangkat lagi ke Larantuka untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Editor : Stefanus Dile Payong