get app
inews
Aa Read Next : Waduh! Tersinggung Diminta Tidur di Luar Kamar, ODGJ Bunuh Diri Bersimbah Darah

Diteror Debt Collector akibat Pinjaman Online Pria Ini Bunuh Diri

Rabu, 20 September 2023 | 19:11 WIB
header img
Polisi menyelidiki viral pria bunuh diri setelah tertekan atas teror salah satu platform pinjaman online (pinjol). (Foto: Ilustrasi/Ist)


JAKARTA, iNewsBelu.id - Viral di media sosial seorang pria bunuh diri setelah tertekan atas teror salah satu platform pinjaman online (pinjol). Ditreskrimsus Polda Metro Jaya pun turun tangan mengecek kebenaran dari kabar tersebut. 

Kasubdit Siber Polda Metro Jaya AKBP Ardian Satrio Utomo mengatakan pihaknya segera melakukan rangkaian penyelidikan. 

"Ini kita cek kebenarannya," kata Ardian, Rabu (20/9/2023). Sebelumnya, kisah viral itu dibagikan oleh akun Twitter/X @rakyatvspinjol, Minggu (17/9/2023). Dia menjelaskan korban merupakan seorang ayah dengan anak berusia 3 tahun.

Semula, K meminjam uang di salah satu platform pinjol senilai Rp9,4 juta. Akan tetapi, K harus mengembalikan pinjaman hingga Rp19 juta. Teror debt collector lantas berdatangan. Tak hanya terhadap keluarga, teror itu juga menyasar kantor korban. Alhasil, K mengalami PHK (pemutusan hubungan kerja) oleh kantornya. 

"K, sebagai seorang pegawai honorer di salah satu kantor pemerintahan dengan kontrak 5 tahun lalu dipecat karena telepon yang masuk ke kantor sudah dirasa sangat mengganggu," tulis @rakyatvspinjol dilihat Selasa (19/9/2023). 

Usai dipecat, istri dan anak K memilih pulang ke rumah orang tuanya. Tak hanya itu, K turut menerima teror order fiktif ojek online (ojol) ke rumahnya. Tak tanggung-tanggung, teror order fiktif itu mencapai enam pesanan per hari.

Pihak keluarga lantas berupaya memediasi K dan istrinya. Saat itu, K mulai terbuka dan menceritakan permasalahan yang menimpanya akibat jeratan pinjol. Sang istri pun masih enggan pulang ke rumahnya karena takut. Tepat dua hari setelah mediasi, teror dari debt collector tetap berlanjut. K pun mengakhiri hidupnya pada Mei 2023.

Bahkan setelah K meninggal, debt collector tetap meneror keluarga korban lewat sambungan telepon. Pihak keluarga berusaha menjelaskan K telah meninggal, namun tak digubris. "Jawaban dari DC (debt collector) adalah 'alah bohong' 'mana bukti nya' 'ga mau tau bayar sekarang juga'. Keluarga kemudian mengirimkan catatan kematian K. DC ga mau tau dan mengatakan catatan kematian K adalah palsu," tulis akun @rakyatvspinjol. Akun tersebut menceritakan, kasus ini pernah sampai ke polisi. Pihak kepolisian bahkan sempat menemukan surat terakhir yang ditulis K, isinya menyatakan pinjol merusak hidupnya.

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Berita iNews Belu di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut