"Semoga Allah memberikanmu pahala yang besar. Ingatlah Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah. Semoga Allah memberimu kesabaran," kata salah satu penyelamat. Sang ayah menjawab: "Simpan di sana, jangan dibawa sama sekali. Saya yang akan melakukannya." “Hati kami bersama Anda, kami semua bersama Anda,” kata tim penyelamat. Saat Badai Daniel menghantam pantai Libya pada Minggu malam, warga Derna mengatakan mereka mendengar ledakan keras ketika bendungan di luar kota runtuh.
Air banjir menghanyutkan dasar sungai, yang mengalir dari pegunungan melewati kota dan menuju laut. "Gelombang setinggi tujuh meter menghancurkan segala sesuatu yang dilaluinya," kata Yann Fridez, kepala delegasi Komite Internasional Palang Merah di Libya, kepada France24. “Korban manusia sangat besar,” imbuhnya.
Ahmed Abdalla, seorang korban selamat yang bergabung dalam upaya pencarian dan penyelamatan, mengatakan mereka meletakkan jenazah di taman rumah sakit setempat sebelum membawanya untuk dimakamkan di kuburan massal di satu-satunya tempat pemakaman yang utuh di kota itu. Negara tetangga Libya seperti Mesir, Aljazair dan Tunisia, serta Turki dan Uni Emirat Arab, telah mengirimkan tim penyelamat dan bantuan kemanusiaan.
Presiden Joe Biden juga mengatakan Amerika Serikat (AS) mengirimkan dana darurat ke organisasi bantuan dan berkoordinasi dengan otoritas Libya dan PBB untuk memberikan dukungan tambahan. Namun kedatangan bantuan terhambat karena rusaknya jalan menuju kota tersebut. Jembatan di atas sungai Derna yang menghubungkan bagian timur dan barat kota juga runtuh, menurut badan migrasi PBB.
Editor : Stefanus Dile Payong