Ketika keluar dari gua, Flamini tersenyum dan mengenakan kacamata untuk melindungi matanya dari sinar matahari setelah 500 hari dalam kegelapan. Flamini menceritakan pengalaman ekstremnya tersebut sebagai sesuatu yang luar biasa dan tak terkalahkan.
Flamini juga berjanji untuk memberikan lebih banyak detail setelah mandi pertamanya dalam hampir satu tahun. Rupanya, Flamini menghabiskan sebagian besar waktunya dengan membaca 60 buku, berolahraga, menggambar, serta merajut topi wol. Setelah keluar dari gua, Flamini harus ditahan. Karena, inderanya baru mulai menyesuaikan diri dengan dunia luar, yang mengakibatkan dirinya terus kehilangan keseimbangan
Flamini berkata, berhenti melacak waktu pada satu titik setelah sekitar dua bulan, dan memperkirakan sudah berada di gua sekitar 160-170 hari, bukan 500. Hidup dalam isolasi total begitu lama, mengakibatkan Flamini mengalami 'halusinasi pendengaran'. Tapi, hal terberat yang harus Flamini hadapi ialah serbuan lalat di dalam gua, yang membuatnya ditutupi oleh serangga kecil tersebut.
Mengenai eksperimen ekstrem tersebut, tim Beatriz Flamini mengklaim bahwa 500 hari isolasi lengkapnya dihitung sebagai rekor dunia baru, meski Guinness belum mengonfirmasi apakah ada kategori untuk waktu sukarela tinggal sendirian di gua. Terpenting, data yang dikumpulkan dari pengalaman unik ini diharapkan menjadi sangat berharga dalam penelitian tentang dampak isolasi sosial, serta disorientasi sementara yang ekstrem terhadap persepsi orang tentang waktu.
Editor : Stefanus Dile Payong