Miris, Oknum Polisi di NTT Dijerat Hukuman Pidana Dan Sanksi Kode Etik akibat Tipu Calon Bintara

KUPANG, iNewsBelu.id - Oknum polisi yang diduga melakukan penipuan dan penggelapan uang milik orang tua peserta seleksi calon bintara Polri di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur telah ditahan. Penyidik Propam Polres Nagekeo menjeratnya dengan sanksi pidana dan kode etik.
Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata mengatakan pelaku penipuan yang dilakukan oleh oknum anggota polisi dari Kupang. Pelaku disangkakan Pasal 372 KUHP subsider Pasal 378 KUHP juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.
"Oknum polisi itu saat ini sudah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka. Untuk sanksi kode etik akan ditangani oleh Propam" ujarnya Rabu (8/3/2023).
AKBP Yudha Pranata mengatakan awalnya oknum anggota polisi yang telah ditetapkan tersangka itu menjanjikan kelulusan bagi calon bintara Polri yang ikut tes masuk polisi.
Pelaku kemudian meminta uang uang sebesar Rp130 juta untuk korban pertama dan Rp50 juta bagi korban kedua.
"Jadi orang tua korban percaya dengan iming-iming tersebut sehingga berani memberikan uang," ujarnya.
Namun ternyata di tahap seleksi awal, dua orang peserta seleksi calon bintara Polri itu dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk mengikuti tes selanjutnya.
"Para korban kemudian bertemu dengan pelaku dan meminta agar uang yang sudah diserahkan segera dikembalikan. Namun, pelaku justru berdalih tidak pernah menerima uang dan karena takut akhirnya melarikan diri ke kampung halamannya di Maluku," ujarnya.
Dengan kasus yang sudah terjadi tersebut, dia mengingat agar kejadian itu menjadi pelajaran bagi masyarakat di Nagekeo.
Dia juga berpesan ke masyarakat agar tak mudah percaya dengan berbagai rayuan atau iming-iming kelulusan tes Polri oleh oknum-oknum tertentu.
"Jika ada anggota Polri yang menjanjikan hal seperti itu, kami minta masyarakat segera melapor," ujarnya.
Editor : Stefanus Dile Payong