TOKYO, iNews.id - Kapal induk dan tiga kapal perang China berlayar ke perairan dekat pulau Okinawa. Militer Jepang siaga dengan memantau pergerakan kapal-kapal tempur Beijing tersebut. Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan armada kapal militer Beijing itu terdiri dari kapal induk Liaoning, kapal perusak Type 055 berpeluru kendali canggih, fregat Type 054 dan kapal pendukung tempur Type 901.
Mereka melintasi Selat Miyako—pintu gerbang strategis utama ke Pasifik bagi Beijing yang memisahkan pulau utama Okinawa dari Pulau Miyako—pada hari Kamis.
Menurut kementerian tersebut, yang dikutip Japan Times, Sabtu (18/12/2021), Pasukan Bela Diri Maritim (MSDF) sudah mendeteksi kapal induk Beijing itu sekitar 350 kilometer barat daya Kepulauan Danjo, Prefektur Nagasaki, sejak Rabu dan terus melacaknya. Sedangkan tiga kapal perang pendukung Liaoning terdeteksi pada hari Kamis.
Pemantauan oleh MSDF mengandalkan kapal perang Izumo dan Kaga. Armada kapal induk Beijing diketahui melakukan operasi penerbangan yang melibatkan helikopter dan jet tempur di Laut China Timur dan Samudra Pasifik. Kapal-kapal dan pesawat tempur China tidak memasuki wilayah perairan atau wilayah udara Jepang. Manuver militer China di Pasifik kemungkinan dimaksudkan untuk memeriksa aktivitas militer di perairan tersebut oleh Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Taiwan.
Liaoning, kapal bekas Uni Soviet yang diperbarui, adalah salah satu dari dua kapal induk aktif China. Yang lainnya adalah Shandong, kapal induk pertama yang diproduksi di dalam negeri. Awal bulan ini, kapal perusak Type 055 melakukan latihan anti-kapal selam intensif, yang menurut media pemerintah China, sebagai peringatan nyata untuk Angkatan Laut AS. Pada bulan April, kapal induk Liaoning dan kapal militer lainnya berlayar melalui Selat Miyako dan mengirim pesawat ke dekat Kepulauan Senkaku—wilayah yang dikuasai Jepang, namun juga diklaim oleh China dengan nama Kepulauan Diaoyu.
Menurut media pemerintah China, langkah itu dipandang sebagai peringatan bagi Jepang setelah "mengulangi pernyataan salah" di pulau-pulau kecil tak berpenghuni di Laut China Timur.
Editor : Stefanus Dile Payong