Miris, Belum Mendapat Perhatian Dari Pemerintah Warga Cianjur, Hanya Makan Mi Instan

JAKARTA, iNewsBelu.id - Akibat belum mendapat perhatian dari pemerintah pasca bencana gempa  Kampung Barukaso, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menjadi salah satu daerah yang porak-poranda akibat guncangan gempa Senin (21/11/2022) lalu. 

Namun naas nya hingga kini kampung tersebut juga belum tersentuh bantuan pemerintah karena jauh dari akses utama.  Kampung ini pun minim logistik. Warga kerap kewalahan karena harus memberi makan anaknya dengan mi instan setiap hari. 

Baca Juga

Astaga, Gegara Mabuk Miras, Nelayan di Cianjur Nekat Potong Kemaluan Sendiri hingga Putus

"Rumah saya rata, hancur semua, di sini warga mengeluhkan bantuan dari pemerintah belum masuk. Cuma ada mi instan dari donatur," ujar Sudirman (45), warga setempat, Rabu (23/11/2022).  

Warga juga terpaksa mendirikan tenda bantuan dengan bahan seadanya. Dia mengaku sangat membutuhkan bantuan makanan hingga susu untuk anak.

"Kita sangat membutuhkan bahan makanan, pampers, susu anak, peralatan mandi, terpal," kata Sudirman.  Menurut dia, pejabat setempat seperti kepala desa pun tak pernah terlihat mendatangi warga yang tengah kesusahan.
 

Baca Juga

Kenakan Seragam Batik Sekolah Video Mesum Siswi SMA Negeri di Cianjur Viral

"Belum pernah ketemu batang hidungnya (kepala desa), belum pernah nongol kepala desanya," ucapnya. 

 Saat ini tangan Sudirman juga sedang terluka akibat reruntuhan. Dia baru mendapatkan penanganan di hari ketiga ini, itu pun datang dari salah seorang sukarelawan kemanusiaan.  

Sudirman mengaku tetap bersyukur dia dan keluarganya selamat. Saat gempa, anaknya yang masih kecil sedang ada di gendongan istrinya. 

Baca Juga

3 Hari Menikah Siri Perkawinan Sesama Jenis di Cianjur Akhirnya Terbongkar

"Begitu gempa, istri saya langsung ngebawa anak saya keluar, alhamdulillah selamat," kata dia.

Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Kisah Miris Warga Cianjur, Hanya Makan Mi Instan karena Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah "

Editor : Stefanus Dile Payong