Presiden Ebrahim Raisi mengatakan, kerusuhan itu merupakan upaya terbaru kekuatan Barat yang bermusuhan terhadap Iran sejak revolusi Islam pada 1979.
"Musuh telah melakukan kesalahan komputasi dalam menghadapi Islam Iran selama 43 tahun, membayangkan bahwa Iran adalah negara lemah yang dapat didominasi," kata Raisi di televisi pemerintah.
Sementara itu, menteri luar negeri Jerman pada Kamis (29/9/2022) menyatakan harapannya agar Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Iran setelah kematian Amini. Di Norwegia, beberapa orang berusaha memasuki kedutaan Iran di Oslo selama demonstrasi yang diwarnai kemarahan.
"Dua orang luka ringan, sementara polisi menahan 95 orang," lapor penyiar publik NRK. Sebagai informasi, Mahsa Amini (22) dari Kota Kurdi Iran Saqez, ditangkap di Teheran. Polisi moral menganggap cara berpakaiannya tidak sesuai.
Cara berpakaian perempuan di Iran diatur secara ketat. Kematiannya telah memicu demonstrasi besar pertama oposisi di jalan-jalan Iran sejak pihak berwenang membubarkan protes terhadap kenaikan harga bensin pada 2019.
Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Aksi Protes Pasca-Kematian Mahsa Amini Terus Berlanjut, 83 Orang Tewas "
Editor : Stefanus Dile Payong